Mohon tunggu...
Stella Agustine
Stella Agustine Mohon Tunggu... -

-Ibu Rumah tangga -Financial Planner di Manulife Financial Indonesia ( Branch Bogor Bright Star)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Metromini oh Metromini

31 Juli 2013   00:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:48 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Tidak nyaman, panas, bising, sopir ugal ugalan...kata kata itu yang terlontar dari sebagian besar penumpang metromini di Ibukota. 18 thn silam saat  masih wara wiri di Jakarta dengan menggunakan akomoda ini, sudah sangat teramat tidak nyaman. Entah sudah berapa kali pergantian pemimpin ibukota, namun wajah metromini tidak ikut berubah. Tidak ada upaya membenahan atau peremajaan , meski demi kenyamanan dan keselamatan sekalipun. Berita demi berita yang terdengar kecelakaan dan kecelakaan lagi. Tidak kelayakan kendaraan dan human error menjadi pemicu kecelakaan yang sudah banyak merenggut nyawa. Namun demikian aparat kepolisian dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta seakan menutup mata, dan membiarkan pelanggaran terus berulang. Sangat disayangkan bus yang sarat akan penumpang yang sebagian besar penumpangnya adalah pencari nafkah dan tulang punggung keluarga, dikemudikan oleh sopir yang tidak profesional , rem blong, kaca pecah disana sini, kursi banyak yang sudah pecah. Beberapa kali terlihat kecerobohan sopir menerabas palang pintu KA, menyeberang pembatas jalan.

Mudahan-mudahan dengan terealisasikannya peremajaan metromini tahun ini  akan sedikit memberikan kelegaan bagi ribuan penumpang. Namun diharapkan peremajaan bukan hanya tentang armadanya saja tetapi pemilihan  SDM yang jauh lebih penting. Cari sopir jangan asal bisa pegang setir tapi yang santun, mengerti betul akan peraturan lalu lintas, dan menghargai penumpang. Bukan sopir dan kenek yang tahunya hanya mengejar setoran. Pak Polisi atau petugas patroli lebih ketat pengawasan apabila terjadi pelanggaran.Bukan pembiaran seperti yang sekarang ini sering terjadi. Kalau perlu cabut ijin trayek untuk efek jera. Karena budaya malu di negeri ini sudah terkikis, disana sini sudah terbiasa melanggar hukum.

Siapapun pemimpin Jakarta tidak akan mampu membuat transportasi armada ini bisa bekerja baik dan mulus tanpa adanya  kepedulian penumpang. Kesadaran untuk menjaga fasilitas umum perlu digaungkan dan dipaksakan untuk ditaati. Supaya kita bisa layak berkendaraan umum, seperti yang dimiliki negara sebelah..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun