Mohon tunggu...
Stefi Rengkuan
Stefi Rengkuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Misteri kehidupan itu karena kekayaannya yang beragam tak berkesudahan

Lahir di Tataaran, desa di dekat Danau Tondano, Minahasa. Pernah jadi guru bantu di SD, lalu lanjut studi di STFSP, lalu bekerja di "Belakang Tanah" PP Aru, lalu di Palu, dan terakhir di Jakarta dan Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Hidup Rukun Damai Tidak Cukup Lagi Membahagiakan?

12 Oktober 2019   08:04 Diperbarui: 12 Oktober 2019   08:12 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saya hanya mengutip penilaian dari alumnus Fak. Teologi UKIT, seorang aktivis budaya, pada sekitar tahun 1995, beberapa tahun sebelum Presiden Soeharto mengundurkan diri. 

Padahal buku Madah Bakti ini memuat banyak lagu rohani dengan gaya daerah se nusantara, ya Indonesia yang mengenal hanya dua musim karna di daerah equator tapi memiliki keragaman aneka hayati yang besar bahkan kebinekaan etnis, ras, agama dan golongan yang banyak. Di situ hanya sedikit lagu dari Eropa yang punya 4 musim: dingin, semi, panas, gugur.

Siapapun yang cinta perdamaian dan persatuan memang sadar dan terus ingat kebijakan nusantara kuno: kalah jadi abu, menang jadi arang. Dua-duanya terbakar dan memang menyakitkan serta membawa luka yang akan terus membekas walau sudah sembuh.

Konflik dan kerusuhan sara itu waktu sekitar akhir dan peralihan milenium kedua. Mungkin juga dipicu oleh pelbagai ramalan akhir jaman akan tergenapi. Entahkah kiamat itu kalau datang hanya terjadi di belahan bumi tertentu? Cuma dialami oleh orang-orang tertentu? 

Ya, mungkin itu kiamat lokal istilahnya. Yang jelas ada hujan lokal di tengah teriknya panas yang meluas. Sebaliknya ada kekeringan lokal di tengah bencana banjir. 

Apapun gejala dan fakta alam itu bisa menjadi gambaran dan cerminan siapakah manusia, siapapun dia, selama masih hidup dan akan dikuburkan di bumi yang satu dan sama.

Entahkan ada "bumi" alien di kegelapan semesta anta berantah yang menjadi tujuan akhir manusia? Bisa jadi. Yang jelas sampai saat ini umat manusia masih tinggal di bumi yang satu dan sama in! 

Bila manusia mampu menginjakkan kaki di bulan yang berjuta kilometer jaraknya, mengapakah tak bisa mendekatkan pikiran dan hati sendiri yang hanya dua jengkal jaraknya?  

Berdoa minta Tuhan saja "berpengapa" dan berperistiwa? Ada teman di grup Kawanua Informal Meeting KIM yang mengkritisi ini istilah dipakai oleh pengkotbah2 di tanah Minahasa. Apa tepat isi dan konteks sebuah istilah itu? Intermezzo aja.

Yang pasti orang beriman sudah punya bumi baru di seberang kehidupan di bumi lama ini. Tapi apakah Tuhan merindukan manusia tinggal di bumi baru itu bila manusia itu tidak rindu dan cinta merawat bumi tempat tinggal sekarang ini?

Benar isi lagu di atas, tapi memang benar juga perlu usaha nyata untuk mewujudkan dan merawatnya terus menerus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun