Mohon tunggu...
Steffi Korin
Steffi Korin Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Halo, saya Steffi Korin Gunawan dari 11 MIPA 2!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Integrasi Nasional guna Menjaga Bangsa

8 September 2024   23:16 Diperbarui: 8 September 2024   23:16 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Pribadi

"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." Kutipan tersebut merupakan salah satu dari berbagai kutipan yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, yang kerap disapa dengan nama Bung Karno. Kutipan tersebut merupakan ancaman halus namun sangat kritis, dimana juga merupakan peringatan kepada masyarakat Indonesia. Sayangnya, seiring berjalannya waktu, ucapan yang disampaikan ini terbukti kebenarannya, dimana terlihat dari konflik yang terjadi sejak awal kemerdekaan hingga saat ini. Dimanakah letak Integrasi Nasional yang sudah ditanamkan dulu, saat merdekanya bumi pertiwi ini?

Merdekanya Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, merupakan bukti konkrit bahwa Integrasi Nasional pernah melekat dengan erat di masing -- masing pribadi masyarakatnya. Integrasi nasional memiliki arti secara politis dan antropologis, dimana secara politis, Integrasi Nasional merupakan proses pembetukan identitas nasional melalui penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya menjadi satu kesatuan, yakni NKRI. Sedangkan secara antroplogis, Integrasi nasional adalah keselarasan masyarakat dalam menyesuaikan dirinya terhadap beragam kelompok budaya, agar tercapainya keserasian dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Dapat disimpulakan bahwa Integrasi Nasional merupakan proses bersatunya suatu bangsa tanpa membeda -- bedakan berbagai kelompok sosial dan budaya, serta penyesuain masyarakatnya itu sendiri supaya tercapainya kesatuan dan kesatuan yang diinginkan.   

Ada banyak hal yang mempengaruhi terjadinya Integrasi Nasional, seperti kesetaraan ekonomi, pengaruh sosial, kondisi pendidikan yang merata, keadaan politik yang sedang berlangsung, serta pemahaman akan nilai -- nilai nasional yang ada. Ada pula berbagai faktor pendorong (pembentuk) serta faktor penghambat berlangsungnya integrasi nasional, dimana faktor pendorong mencakup adanya rasa senasib dan seperjuangan rakyatnya, adanya ideologi nasional yang tertera dengan jelas melalui simbol negara kita, yaitu Garuda Pancasila diiringi dengan sembhoyan "Bhinneka Tunggal Ika", adanya tekad dan keinginan yang besar dari masyarakat untuk mencapai kesatuan, rasa cinta tanah air yang tinggi, serta antisipasi ancaman yang diberikan oleh pihak luar yang memunculkan kobaran semangat nasionalisme pada bangsa Indonesia.

Disisi lain, ada juga beberapa faktor yang menghambat integrasi nasional, seperti kurangnya rasa hormat dan saling menghargai terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen, kurangnya rasa toleransi antargolongan, kurangnya kesadaran akan ancaman yang bisa terjadi dalam bangsa akibat gangguan dari pihak luar, dan adanya ketidakpuasan daerah terhadap pemerintah akibat ketimpangan sosial, ekonomi, maupun pembangunan yang ada di dalam bangsa. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk terus menerapkan konsep integrasi nasional, agar terhindar dari perpecahan.

Namun, seperti kutipan Bung Karno diatas, memang terbukti kebenarannya bahwa integrasi nasional semakin lenyap dari kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, tidak jauh dari peristiwa kemerdekaan Indonesia, banyak sekali pemberontakan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakatnya sendiri. Lebih tepatnya adalah saat dimana Indonesia yang sebelumnya merupakan negara berbentuk serikat, berubah kembali menjadi bentuk negara kesatuan (Masa Awal Kemerdekaan). Berbagai pemberontakan seperti pemberontakan Partai Komunis Indonesia di Madiun pada 1948, pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil, pemberontakan Andi Azis, pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), pemberontakan PRRI/Permesta, dan lain -- lain.

Pemberontakan yang ada pada masa awal kemerdekaan ini terjadi karena berbagai faktor, seperti beberapa kelompok atau golongan yang ingin memerdekakan dirinya sendiri dan membentuk negara baru, adanya sentimen kedaerahan, perbedaan pendapat yang tidak diselesaikan dengan baik, adanya sejumlah kelompok ekstremis yang berusaha meruntuhkan ideologi negara yang telah dibuat, yakni Pancasila, serta pengaruh dari pihak luar yang ingin Indonesia tetap berbentuk negara serikat, agar mereka dengan mudah bisa mengambil alih kembali.

Pemberontakan yang telah terjadi dahulu merupakan jawaban mengapa integrasi nasional sangat penting untuk diterapkan dalam masyarakat. Integrasi nasional merupakan kunci agar terjalinnya hubungan yang baik antar masyarakat. Dengan ketentraman yang dihasilkan dari menggunakan dan menjalankan konsep integrasi nasional, masalah yang ada antar masyarakat dapat terselesaikan dengan baik, dan terhindar dari pertikaian yang tiada ujungnya.

Bagaimana kondisi integrasi nasional yang ada pada masyarakat Indonesia sekarang?

Faktanya, masih terdapat perselisihan antara kelompok masyarakat, maupun masyarakat dengan pemerintahan. Kondisi integrasi yang semakin melemah ini justru menjadi celah untuk berbagai masalah perlahan memecah belah bangsa. Masih banyak sekali pertikaian antar kelompok agama dan kelompok etnis, yang marak terjadi di dunia digital. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang merasa bahwa dirinya lebih unggul dan punya "hak" atas kelompok masyarakat lainnya. Sikap etnosentrisme ini tentu saja merugikan bagi kelompok masyarakat yang terdampak, bahkan juga merugikan bagi bangsa. Ada beberapa wujud ketidakpuasan terhadap pemerintah, seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Operasi Papua Merdeka (OPM).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun