Dunia pekerjaan sedang diguncang oleh transformasi yang mendalam. Pandemi Covid-19 mendorong organisasi dan perusahaan untuk memprioritaskan transformasi digital. Mulai dari penerapan sistem kerja WFH sampai perubahan strategi pemasaran untuk menjangkau pelanggan secara online. Oleh karena itu, mengembangkan keterampilan digital setiap individu menjadi krusial bagi semua perusahaan.
Demand for Digital Talent
Ini menunjukkan permintaan atas talenta digital meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari software engineer, cybersecurity experts, sampai digital marketing specialists.
Sementara ada begitu banyak pekerjaan digital baru yang bermunculan, pekerjaan tradisional banyak yang akan tergantikan. Hal ini dikhawatirkan dapat menciptakan skill gap yang berpotensi untuk menghambat pertumbuhan ekonomi.
Untuk membantu mengatasi permasalahan skill gap yang ada, platform pembelajaran berbasis online pun bermunculan. Orang-orang mulai berinisiatif untuk memanfaatkan sumber daya online yang ada untuk meng-upgrade diri. Gelar yang didapat dari institusi pendidikan formal tidak lagi menjadi tolak ukur bagi seseorang untuk diterima kerja. Sebaliknya, tren rekrutmen perlahan mengubah fokus menjadi "skill-based hiring".
Skill Based Hiring
Dalam tren rekrutmen yang menaruh fokus pada keterampilan seorang individu, seorang rekruter akan menilai seorang kandidat berdasarkan skill yang dimilikinya. Apakah kandidat ini memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mengeksekusi proyek tertentu?
Di sisi lain, rekrutmen merupakan proses yang tidak mudah. Ditambah harus menilai kandidat hanya melalui selembar CV hitam putih yang telah difilter mesin ATS (Applicant Tracking System) Proses seleksi kandidat di tahap awal bisa dideskripsikan "lack human touch".
Kalau begitu, bagaimana cara seorang kandidat bisa menampilkan potensi yang dimilikinya?
Memanfaatkan Tools Online untuk Membangun Personal Branding
Sudah lamar lebih dari 100 perusahaan, tidak ada panggilan interview balik. Gak tau salahnya dimana.
Sebelum menyalahkan pihak manapun, tanyakan ke diri sendiri. Apakah saya sudah menaruh effort 100% dalam pencarian kerja ini?
Sudah saatnya kita menyadari proses pencarian kerja bukan hanya sebuah langkah mengirim CV Â dan menunggu balik respon rekruter.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan: