Mohon tunggu...
Steffi Fahmara
Steffi Fahmara Mohon Tunggu... Mahasiswa - FMIPA UI

Merupakan seorang mahasiswa FMIPA UI angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Penggunaan Lahan terhadap Pencemaran Air di Bantaran Sungai Kali Krukut, Jakarta Pusat

31 Desember 2022   16:30 Diperbarui: 31 Desember 2022   16:43 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DAS Kali Krukut yang membentang sepanjang 40 kilometer dari hulunya di Setu Citayam, Bogor, mengalami adanya perubahan alih fungsi lahan. Pada zaman penjajahan hingga masa kemerdekaan, Kali Krukut dijadikan tempat wisata dari cirinya dengan kedalamannya yang mencapai hingga 5-7 meter serta airnya yang serta merta jernih. Kali Krukut melewati kecamatan Tanah Abang yang tepatnya melewati kelurahan Bendungan Hilir, namanya berasal dari bendungan yang berada di hilir.

Bendungan Hilir yang berlokasi di Tanah Abang, Jakarta Pusat, berada di jantung kota Jakarta yang termasuk dalam pusat kota. Perkembangan populasi penduduknya pun mencapai 27168 jiwa, BPS Jakarta Pusat, 2018) dengan luasnya yang mencapai 158 hektar.

Kali Krukut yang lebarnya mencapai 25 hingga 30 meter, di sepanjang bantaran DAS Kali Krukut sudah ditanami oleh ruang terbuka hijau yang ditanami oleh pohon hijau rindang. Kini kawasan sekitar Kali Krukut di kelurahan Bendungan Hilir sudah dibangun oleh lahan-lahan ksong yang justru dibangun tempat tinggal. Hal ini dapat disebabkan oleh perkembangan penduduk yang meningkat pesat sehingga adanya peningkatan kebutuhan tempat tinggal pula. Dapat dilihat pada gambar bahwa bantaran sungai yang sudah ditamani oleh pepohonan pun masih ada tempat tinggal warga yang tergolong kurang layak.

Dokpri
Dokpri

Gambar diambil pada tanggal 28/12/2022.

Dari dampak alih fungsi penggunaan lahan dapat menyebabkan limbah sampah rumah tangga yang terbuang ke DAS Kali Krukut. Lahan-lahan komersil yang terdapat di sekitar Bendungan Hilir pun juga menghasilkan limbah rumah tangga seperti air bekas cuci. Limbah yang mengandung bahan gas, organik, dan anorganik dapat mencemari lingkungan dan ekosistem perairan. Perilaku masyarakat yang membuang sampah di bantaran sungai juga menyebabkan pencemaran air. Dapat dilihat pada gambar di bawah bahwa adanya sampah-sampah anorganik yang berada di bantaran sungai. Adanya sedimen mikroplastik juga berdampak pada pencemaran sedimen air di Kali Krukut.

Dokpri
Dokpri

Oleh karena itu solusi yang dapat dilakukan adalah naturalisasi sungai, yaitu pemulihan fungsi alami sungai dengan melakukan penghijauan kembali bantaran sungai. Teknik ini menekankan pada penanaman pohon seperti bakau. Penghijauan ini dimaksudkan agar air di permukaan tanah dapat terserap ke dalam tanah, sehingga tidak terjadi pembentukan ruang.

Namun relokasi penduduk juga dapat digunakan. Walaupun jika ada keterikatan tempat tersendiri bagi warga yang tinggal di bantaran sungai, ada dampak yang lebih masif serta berdampak jangka panjang karena air yang mengalir dari DAS Kali Krukut akan berhubung pada Sungai Ciliwung nantinya.

Sumber : BPS Jakarta Pusat tahun 2018; Kali Krukut,  Jinak di Air, Liar di Hulu (Kompas.com);  Identifikasi Kandungan dan Distribusi Mikroplastik pada Air dan Sedimen Kal Krukut (2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun