Mohon tunggu...
Stefany Tan
Stefany Tan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

IPTEK Berdampak pada Sosbud Indonesia

30 November 2018   19:27 Diperbarui: 30 November 2018   19:43 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyaknya sumber-sumber informasi yang beragam dan tidak terbatas, serta diikuti dengan sikap masyarakat yang tidak selektif, membuat IPTEK berdampak buruk bagi mereka. Hal ini dapat dilihat bahwa sekarang marak terjadi kenakalan dan tindak penyimpangan di kalangan remaja mengenai pelecehan seksual. 

Beberapa pelaku pelecehan seksual tersebut merupakan anak remaja di bawah umur 18 tahun, dimana seharusnya mereka belum sepatutnya mengerti hal tersebut. Mereka mendapatkan informasi baru tersebut melalui internet yang tak terbatas. Kasus ini juga berdampak menurunkan moral masyarakat yang merugikan banyak orang.

Banyak masyarakat yang menerima kehadiran IPTEK dan perkembangannya dalam kehidupan mereka, namun juga ada beberapa kelompok yang masih sulit bahkan enggan untuk menerima dan menerapkan kemajuan IPTEK dalam kehidupannya. Sikap ini merupakan salah satu reaksi terhadap tindakan-tindakan masyarakat lain yang dianggap telah meninggalkan kebudayannya sendiri, sehingga beberapa kelompok ingin tetap mempertahankan kebudayaan yang telah ada sejak zaman dahulu sebagai warisan leluhur bersama yang wajib dijaga serta dilestarikan. 

Contohnya adalah masyarakat suku Badui di Kabupaten Lebak Banten, suku Kombai dan Korowai di Papua, suku Sakai di Riau, dan Suku Polahi di Gorontalo. Mereka menolak untuk menerima perkembangan IPTEK dan lebih memilih hidup mandiri bersahabat dengan alam tanpa mengeksploitasinya secara berlebihan. Mereka tinggal di pegunungan atau hutan dan hidup sederhana. Meski terisolir dari teknologi, tetapi mereka mampu hidup secara rukun dan tolong menolong.

Sebagian dari suku-suku tersebut tinggal secara nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, seperti suku Sakai di Riau dan suku Polahi di Gorontalo. Budaya mereka yang hidup secara nomaden telah terganggu karena tempat pilihan mereka untuk tinggal semakin berkurang karena adanya eksploitasi berlebihan oleh kelompok-kelompok yang merusak tempat tinggal mereka untuk digunakan secara pribadi oeh kelompok tersebut. 

Sikap kelompok tersebut menjadi salah satu dampak negative dari berkembangnya IPTEK di Indonesia, yaitu munculnya kemerosotan moral dalam masyarakat. Kemajuan kehidupan ekonomi yang menekankan pada upaya untuk memenuhi keinginan material atau untuk memenuhi kebutuhan hidup, telah membuat sebagian masyarakat menjadi lupa dengan akal budi mereka untuk juga memikirkan orang lain.

Selain dampak-dampak IPTEK di bidang sosial dan budaya yang telah dijelaskan di atas, masih banyak lagi dampak-dampak yang lainnya, baik itu yang positif maupun negatif dan keduanya juga berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu aspek sosial budaya yang paling terpengaruh dengan adanya IPTEK adalah aspek kebudayaan masyarakat di Indonesia yang sedikit demi sedikit mengalami pergeseran. Oleh karena itu, kita harus pintar-pintar memilah dampaknya untuk kita ikuti agar tidak menimbulkan masyarakat demi kemajuan kita semua.

Jangan biarkan dunia menguasaimu, tetapi kaulah yang harus mampu menguasai dunia.

Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun