[caption id="attachment_325096" align="aligncenter" width="600" caption="baratamedia.com"][/caption]
Memang benar kata orang banyak bahwa politik akan semakin kuat jika ditunjang media milik sendiri sebagai pengiringan opini.
Kamis, 22 Mei 2014, melihat siaran TV One isinya berita full Prabowo-Hatta semua, dari jam 3 sore, ketika saya melihat TV, sampai saat ini, detik ini ketika saya membuat artikel ini (kira-kira jam 6 petang), kurang lebih 3 jam siaran TV ONE menampilkan Prabowo-Hatta. Saya menonton Metro TV buat membandingkan apakah separah itu juga, walaupun Nasdem pendukung Jokowi tapi beritanya masih wajar, tidak mecolok seperti TV ONE yang overdosis.
Sebenarnya saya pun malas membuat artikel ini, karena TV ONE masih menampilkan Prabowo saat saya membuat artikel ini dan sudah terlewat batas dengan overdosis-nya maka saya pun terpaksa menuliskannya.
Apakah sebelum saya menonton TV ONE jam 3 sore tadi, berita tentang Prabowo-Hatta sudah dimunculkan jauh-jauh siang tadi? Saya tidak tahu!
Apakah setelah saya selesai menulis artikel ini, berita Prabowo-Hatta itu berlanjut hingga jauh-jauh malam nanti? Saya tidak tahu!
Title-nya TV ONE : PRESIDEN PILIHAN RAKYAT, lalu menampilkan sosok Prabowo ataupun Hatta Rajasa, apakah ini bertujuan untuk propaganda dan penggiringan opini? Saya tidak tahu!
Kenapa Abu Rizal Bakrie, sang pemilik TV ONE begitu gencar promosi Prabowo di media miliknya? Jelas publik tahu bahwa ARB akan dapat posisi menteri utama jika Prabowo jadi presiden, dan tawaran itu sudah disetujui oleh ICAL (ARB).
Baca : Jabatan Kunci yang Dijanjikan Prabowo ke Ical: Menteri Utamaatau Aburizal Terima Tawaran Menteri Utama dari Prabowo
"Saya ingin ada menteri senior, menteri utama yang akan bertindak secara profesional mempercepat pembangunan. Alhamdulillah Pak Aburizal Bakrie bersedia. Jadi dengan menteri utama saya merasa sangat terbantu dan saya menjadi sangat optimis," kata Prabowo.
Publik sudah semakin cerdas, mereka mengetahui ada udang di balik bakwan alasan ARB begitu gembar-gembor promosi Prabowo di stasiun TV miliknya. Tidak mungkin Ical (ARB) mau promosi calon presiden lain di media miliknya tanpa tedeng aling-aling.