Mohon tunggu...
Stefanus Rahoyo
Stefanus Rahoyo Mohon Tunggu... Dosen - Mantan Guru

Mantan guru yang sekarang menjadi dosen sambil bergelut dengan dunia perbukuan sebagai pekerja buku.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkuat UMKM, Universitas Semarang Ajarkan Penghitungan HPP

29 April 2024   21:51 Diperbarui: 29 April 2024   21:57 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Ekonomi Universitas Semarang memberikan pelatihan penghitungan harga pokok produksi (HPP) di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Senin (29/4). Tim terdiri dari 3 dosen jurusan manajemen, yakni Dra. Nurhidayati, M.M.; Rahoyo, S.E., M.Si; dan Dini Anggraheni, S.S., M.Hum. Kelurahan Bulusan dipilih sebagai tempat pengabdian karena kelurahan ini berdekatan dengan Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang sehingga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tumbuh subur di kelurahan tersebut. 

Sayangnya, berdasarkan survai awal yang dilakukan tim, masih banyak dari UMKM tersebut yang belum melakukan penghitungan HPP dalam menentukan harga jual. Alhasil, UMKM tersebut tetap beroperasi tetapi sebenarnya merugi. Atau sebaliknya, mereka menetapkan harga terlalu tinggi sehingga produk tidak laku. Akibat dari keduanya adalah bangkrutnya usaha yang digeluti UMKM. Dengan adanya pelatihan penghitungan HPP tersebut, diharapkan para UMKM tidak salah dalam menetapkan harga jual.

Sayangnya, berdasarkan survai awal yang dilakukan tim, masih banyak dari UMKM tersebut yang belum melakukan penghitungan HPP dalam menentukan harga jual. Alhasil, UMKM tersebut tetap beroperasi tetapi sebenarnya merugi.

Dalam paparannya, tim PkM mengatakan bahwa HPP perlu diketahui untuk memastikan biaya per unit produk. Selain itu, HPP juga diperlukan untuk menentukan harga jual sehingga UMKM tidak merugi. Harga jual diperoleh dengan menjumlahkan HPP dengan profit atau keuntungan yang ditetapkan.

HPP Pisang Goreng

Contoh yang dikemukakan dalam menghitung HPP adalah berjualan pisang goreng. Anggaplah seorang penjual pisang goreng setiap hari menjual 120 potong pisang goreng. Untuk itu, si pedagang setiap hari membeli 6 sisir pisang (120 buah) seharga Rp50.000. Selain pisang, dibutuhkan kg tepung seharga Rp4.000; gas 3 kg seharga Rp27.000 untuk tiga hari (Rp9.000 per hari); minyak goreng liter seharga Rp9.000; garam meja 250 gram seharga Rp6.000 untuk 20 hari (Rp300 per hari); air satu galon isi ulang seharga Rp6.000 untuk 15 hari (Rp400 per hari). 

Untuk memulai penjualan pisang goreng, penjual membeli kompor, wajan, dan peralatan-peralatan lain senilai Rp540.000 diperkirakan bisa dipakai selama 3 tahun (Rp493 per hari) dan tenaga dinilai Rp50.000 per hari. Oleh karena itu, total biaya per hari adalah Rp123.193. Karena dalam satu hari menghasilkan 120 potong pisang goreng, maka HPP pisang goreng tersebut adalah sebesar Rp1.027 (Rp123.193: 120 potong pisang goreng).

Apabila penjual pisang menetapkan keuntungan sebesar Rp1.000 per potong pisang goreng, harga jual pisang goreng tersebut adalah Rp1.027 (HPP) ditambah Rp1.000 (keuntungan) = Rp2.027.

Pembuatan Pembersih Lantai

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ditutup dengan demo pembuatan pembersih lantai beraroma daun sereh sekaligus menghitung HPP-nya. Dari demonstrasi tersebut ditemukan bahwa untuk 1 liter pembersih lantai HPP-nya sebesar Rp2.850.  (sr)    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun