Mohon tunggu...
Stefanus Henry
Stefanus Henry Mohon Tunggu... -

Love Jesus. Indonesia. Soccer. Social. Culture. Nature. Politic. History. Diponegoro University. I'm a blessed man :D

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

(Masih) Menunggu Majunya Sepakbola Indonesia

7 Agustus 2013   20:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:31 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1375880712941372784

"Mata Bustomi yang mengarah ke Gabriel membuatnya melakukan terobosan kepada penyerang yang sudah mengoleksi 5 gol itu. Gabriel mendapat umpan lalu mengontrol bola dan melewati Andre Santos. Setelah itu bola ditendangnya dengan sekuat tenaga dan membentur pinggang David Luiz. Bola berubah arah dan Cesar mati langkah . Gabriel pun membuat kedudukan menjadi imbang 1-1."

Paragraf di atas merupakan sebuah petikan dari sebuah novel yang berjudul "Menerjang Batas" karya Estu Ernesto yang sangat luar biasa. Novel tersebut menceritakan bagaimana gagah dan garangnya timnas Indonesia di perhelatan Piala Dunia 2014 hingga sanggup mencapai final. Meskipun skor akhir adalah 1-2 untuk keunggulan tuan rumah Brazil, namun Indonesia sanggup mengimbangi permainan dari tuan rumah. Semangat pantang menyerah dan kualitas permainan yang ditunjukkan punggawa timnas garuda, sanggup mencuri hati masyarakat Indonesia. Sayangnya, itu hanyalah imajinasi dari sang penulis. Bisakah hal tersebut  tersebut menjadi kenyataan? Harus bisa!

Indonesia. Sebuah negara kepulauan dimana terdapat sekitar 17.508 pulau. Sebuah negara berpenduduk lebih dari 238 juta dari seluruh pulau. Negara yang banyak orang menganggap sebagai surganya sumber daya alam , atau bagian dari benua atlantis yang hilang jutaan tahun lalu, dan lain-lain. Jelas, Indonesia adalah sebuah negara besar bukan negara kecil. Bagaimana dengan sepakbolanya? Nampaknya susah untuk mencari 11 pemain terbaik dari 238 juta penduduk di negeri ini. Prestasi sepakbola Indonesia saat ini sungguh membuat hati masyarakat Indonesia sedih. Wajar bila masyarakat sedih , kita lihat di kancah ASEAN saja Indonesia belum mampu berprestasi. Kompetisi liga seperti ISL maupun IPL masih belum membaik, gaji pemain yang belum bisa terpenuhi dengan layak, dsb. Alhasil, Indonesia berada di peringkat 168 FIFA. Indonesia bahkan kalah dari negara-negara di benua Afrika yang notabene kesejahteraannya di bawah Indonesia. Mereka sanggup mengolah sepakbola dengan baik sekaligus berkualitas. Pantai Gading, Ghana, Nigeria adalah contoh dimana mereka bisa bersaing dengan negara-negara Eropa dan selalu tampil di Piala Dunia. Ironis memang jika negara besar seperti Indonesia tidak mampu mengolah industri persepakbolaan dengan baik dan berkualitas. Kisruh PSSI semakin memperparah keadaan saja, yang seharusnya sepakbola dipisahkan dari hal-hal yang bersifat politik. Football is just a game. Tamu Istimewa 2013 merupakan tahun yang membanggakan bagi sepakbola Indonesia. Berbondong-bondong pemain-pemain serta klub-klub papan atas dunia menyambangi Nusantara. Ada Milan Glorie, Radja Nainggolan, C. Ronaldo, Diego Maradona, timnas Belanda, Arsenal, Liverpool, dan Chelsea. Wih, menarik bukan? Datangnya klub-klub tersebut bagi sebagian orang  disambut positif dan ada juga yang negatif. "kita nanti kalah berapa gol nih?" Pertanyaan itu seringkali terlontar dari sebagian mulut masyarakat yang memandang rendah timnas Indonesia. Masyarakat masih kecewa dengan buruknya permainan timnas Indonesia dari tahun ke tahun. Bagi para supporter fanatik klub sepakbola Eropa , hati mereka terpaksa terbelah dua antara mendukung timnas atau klub kesayangan mereka. Laga melawan timnas Belanda menjadi laga internasional perdana bagi timnas Indonesia di 2013 walaupun bertajuk friendly match. Sudah lama masyarakat tidak menyaksikan permainan dari timnas di stadion kebanggaan Gelora Bung Karno(GBK). Banyak dari mereka yang berkicau alias menulis status di berbagai media sosial beberapa hari sebelum pertandingan digelar: ada yang optimis, ada pula yang pesimis. Laga tersebut disiarkan di berbagai saluran tv nasional bahkan internasional.  Tanpa diduga , timnas Indonesia sanggup memaksa Belanda kerja keras untuk membobol gawang timnas walaupun akhirnya keperkasaan Belanda tak bisa dibendung. Indonesia kalah 0-3 dari Belanda. Seluruh rakyat Indonesia patut berbangga. Timnas belum bisa bersantai, masih ada 3 jadwal besar menanti. Arsenal, Liverpool, dan Chelsea bakal menguji kekuatan timnas. Kemeriahan supporter dimulai sejak para pemain dan official klub-klub tersebut tiba di bandara. Para supporter lantas memadati jalanan mengikuti rombongan para pemain dan official. Tak heran sambutan meriah para supporter mendapat respon positif dari klub-klub tersebut. Bagaimana dengan hasil pertandingannya? Indonesia hanya sanggup melesakkan 1 gol namun kebobolan 17 gol dari semua pertandingan. Sungguh kita benar-benar tidak sanggup mengimbangi permainan lawan yang sudah terbiasa di level internasional. Setidaknya timnas kita sudah berjuang dan bisa memberi hiburan bagi masyarakat Indonesia. Ambil Manfaat Chelsea adalah tamu luar negeri terakhir yang berkunjung ke Indonesia. Sesudah pertandingan, pelatih Chelsea memberikan beberapa tanggapan tentang timnas. "Timnas harus bermain dengan gairah. Itu akan terjadi bila ada kebanggaan membela timnas dan negara." itulah salah satu tanggapan dari beliau. Bermain bola harus penuh gairah dan semangat, meskipun menghadapi lawan besar dan berat, gairah tidak boleh hilang. Timnas harus bangga membela tanah air sendiri. Setelah beberapa uji coba besar tersebut, timnas harus persiapkan diri baik-baik guna menghadapi Cina di kualifikasi Piala Dunia 2014. Kedatangan para pemain dan klub-klub besar Eropa menurut saya memberikan efek positif bagi sepakbola Indonesia. Sesudah pertandingan, kita sebaiknya mengambil manfaat atau berkah dari mereka. Kita jangan hanya sebatas terpana menyaksikan permainan mengagumkan dari mereka. Terapkan permainan dan manajemen mereka ke sepakbola Indonesia supaya kelak kita mampu bersaing di level internasional. Pembinaan usia dini wajib diperlukan dan kirim pemain-pemain muda ke luar negeri untuk belajar dan apabila kembali, bisa diterapkan di Indonesia. Maju terus sepakbola Indonesia! Garuda tetap di dada! Tuhan memberkati :D

Stefanus Henry Ch

SMA Kolese Loyola Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun