Mohon tunggu...
Stefanus Richardo
Stefanus Richardo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

64

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Keluh Kesah Student Athlete

23 November 2024   17:39 Diperbarui: 23 November 2024   20:31 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
catchmarksports.com

        Student Athlete di sekolah dengan standar akademik yang ketat menghadapi tantangan luar biasa dalam menyeimbangkan dua dunia yang sama-sama menuntut komitmen penuh. Sebelum pelajaran dimulai, mereka sering kali sudah menjalani latihan intensif di pagi hari. Latihan ini, meskipun bermanfaat yang meningkatkan performa olahraga mereka, menyebabkan kelelahan fisik yang signifikan. Akibatnya, konsentrasi mereka selama jam pelajaran menurun, dan tidak jarang beberapa dari mereka terlihat tertidur di kelas karena kurangnya waktu istirahat yang memadai. Tidak berhenti disitu, sepulang sekolah, mereka harus melanjutkan latihan fisik atau strategi di lapangan, sering kali hingga larut sore atau malam. Rutinitas ini menyisakan waktu yang sangat singkat untuk beristirahat, menyelesaikan tugas, atau mempersiapkan diruntuk ujian. Akumulasi kelelahan dari dua sesi latihan dalam sehari dan tuntutan akademik yang tinggi sering kali membuat mereka merasa kewalahan secara fisik dan mental.  Akibatnya, hasil tugas dan ujian yang mereka raih sering kali kurang memuaskan karena minimnya waktu yang tersedia untuk belajar atau mendalami materi. Situasi ini membuat mereka tertinggal dalam pelajaran, menciptakan tekanan tambahan untuk terus mengejar ketertinggalan di tengah jadwal yang sudah padat. 

        Tantangan semakin berat ketika jadwal kompetisi memaksa mereka meninggalkan sekolah selama beberapa hari, bahkan berminggu-minggu. Ketidakadilan ini membuat mereka kehilangan banyak materi pelajaran yang penting, sehingga mereka harus mengejar ketertinggalan dengan upaya ekstra. Di sekolah tidak menyediakan progtram pembelajaran fleksibel untuk siswa atlet, mereka harus mencari cara mandiri untuk memahami pelajaran yang dilewatkan, sering kali dengan mengorbankan waktu istirahat atau waktu latihan. Tidak jarang, hasil dari upaya ini tetap tidak optimal, karena mereka tidak memiliki cukup waktu untuk fokus secara mendalam pada pelajaran.  Tekanan dari kedua sisi akademik dan olahraga menimbulkan beban mental yang besar. Mereka harus tetap sambil tampil maksimal di lapangan, memenuhi ekspetasi pelatih, rekan satu tim, dan penonton, sembari menjaga performa akademik agar tidak menurun drastis. Kondisi ini sering kali hasil akademik yang tidak memuaskan, serta kurangnya waktu untuk bersosialisasi membuat mereka merasa terisolasi dan terbebani. Banyak dari mereka merasa kesulitan menikmati masa remaja seperti siswa lainnya. 

           Namun, meskipun menghadapi banyak hambatan, para Student Athlete ini menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Mereka belajar memanfaatkan waktu dengan sangat efisien, sering kali belajar atau menyelesaikan tugas di sela-sela latihan atau perjalanan kompetisi. Dukungan moral dari teman, guru, dan keluarga menjadi sangat penting untuk menjaga motivasi mereka tetap tinggi, Me skipun hasil akademik mereka kadang tidak seoptimal siswa lain, mereka tetap berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan dan membuktikkan kemampuan mereka.  

            Untuk membantu mereka berkembang, penting bagi sekolah dan komunitas pendidikan untuk menyediakan solusi yang lebih konkret. Program pembelajaran fleksibel yang memungkinkan siswa mengejar materi yang tertinggal, akses ke materi pembelajaran daring,  atau jadwal tambahan untuk konsultasi akademik bisa sangat membantu. Selain itu, pemberian waktu khusus untuk istirahat dan pemulihan fisik juga perlu dipertimbangkan agar mereka tidak kelelahan secara berlebihan. Jika dukungan yang memadai dberikakan,  para Student Athlete ini tidak  hanya mampu mencapai prestasi di bidang olahraga, tetapi juga menjadi siswa yang sukses secara akademik dan siap menghadapi tantangan masa depan dan percaya diri.  Dengan pendekatan yang tepat, sekolah dapat menciptakan lingkungan di mana para Student Athlete merasa didukung, dihargai, dan mampu mengembangkan potensi maksimal mereka, baik di dalam maupun luar lapangan. Hal ini tidak hanya akan membawa manfaat bagi individu tersebut, tetapi juga memberikan inspirasi kepada komunitas sekolah secara keseluruhan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun