Pendidikan telah lama menjadi pilar utama dalam pembangunan suatu negara. Di Indonesia, seperti di banyak negara lainnya, tantangan kesenjangan pendidikan antara daerah rural dan urban telah menjadi fokus utama. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan kontroversi dalam masyarakat, tetapi juga merusak potensi pembangunan negara. Dengan adanya ketimpangan pendidikan yang semakin memperlebar rentang antara mereka yang mempunyai kesempatan bisa berpendidikan yang layak dan mereka yang tidak, keberhasilan pembangunan pendidikan menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.
Organization For Economic Cooperation of Development (OECD), yang terdiri dari 38 negara yang berkomitmen pada demokrasi dan ekonomi, merilis laporan terbaru Program untuk Penilaian Siswa Internasional (PISA) pada 2022. Laporan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia berhasil naik beberapa peringkat dalam literasi membaca, matematika, dan sains. Namun, di balik peningkatan ini, kesenjangan pendidikan masih menjadi masalah yang mempengaruhi capaian pembelajaran.
Analisis data mentah PISA 2022 oleh Reza Aditya dari Etvs Lornd University menunjukkan bahwa kesenjangan pendidikan antara daerah rural dan urban di Indonesia masih sangat signifikan. Sekolah di daerah pedesaan dengan populasi kurang dari 3000 jiwa masih memiliki tingkat literasi matematika yang rendah, bahkan di bawah kecakapan minimum.
Faktor- faktor yang menyebabkan kesenjangan pendidikan ini kompleks dan memerlukan pendekatan yang menyeluruh. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah kondisi infrastruktur pendidikan. Banyak sekolah di pedesaan yang tidak memadai, bahkan ada yang atapnya sudah roboh. Kondisi ini tidak hanya mengganggu proses pembelajaran, tetapi juga mengancam keselamatan siswa dan guru.
Selain infrastruktur yang buruk, masalah ekonomi juga menjadi penyebab utama kesenjangan pendidikan. Banyak siswa di daerah pedesaan terpaksa mencari nafkah untuk membantu keluarganya, sehingga waktu dan energi yang seharusnya digunakan untuk belajar terbagi dengan pekerjaan. Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana kemiskinan mendorong ketidakmampuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dan ketidakmampuan mendapatkan pendidikan yang layak mempertahankan kemiskinan.
Untuk mengatasi kesenjangan pendidikan ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. Pemerintah harus memprioritaskan pembangunan infrastruktur pendidikan di daerah pedesaan dan mengalokasikan dana yang cukup untuk memperbaiki kondisi sekolah yang sudah rusak. Selain itu, program bantuan sosial untuk keluarga miskin harus diperkuat agar siswa tidak terpaksa bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarganya.
Di sisi lain, masyarakat juga perlu terlibat aktif dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan. Program-program penyuluhan tentang pentingnya pendidikan harus diselenggarakan secara rutin di desa- desa, dan para orang tua harus diberikan pemahaman tentang dampak positif pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka.
Tidak hanya itu, peran sektor swasta juga tidak boleh diabaikan. Banyak perusahaan memiliki program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dapat dialokasikan untuk mendukung pendidikan di daerah pedesaan. Mulai dari pembangunan fasilitas sekolah hingga penyediaan beasiswa, perusahaan- perusahaan ini dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi kesenjangan pendidikan.
Namun, penyelesaian kesenjangan pendidikan tidak hanya tentang pembangunan fisik dan bantuan finansial semata. Penting juga untuk memperhatikan kualitas pendidikan yang diberikan. Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan relevan dengan perkembangan zaman. Guru juga perlu mendapatkan pelatihan yang memadai agar dapat mengajar dengan baik di lingkungan yang beragam.
Selain itu, peran teknologi juga tidak boleh diabaikan dalam memperbaiki kualitas pendidikan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), pendidikan dapat diakses secara lebih luas, bahkan di daerah terpencil sekalipun. Program pembelajaran daring dapat menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan akses terhadap pendidikan di daerah pedesaan.
Namun, upaya untuk mengatasi kesenjangan pendidikan tidak akan berhasil tanpa adanya komitmen dari semua pihak. Kunci utamanya adalah menciptakan kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai fondasi pembangunan yang kokoh. Semua pihak harus memahami bahwa investasi dalam pendidikan bukan hanya untuk kepentingan individu, tetapi juga untuk kepentingan bersama sebagai bangsa.