Mohon tunggu...
Stefanny Nadhia
Stefanny Nadhia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

i'm a young journalist that have a strong passion for journalism Please check my blog : stefannynadhia.blogspot.com . Thanks :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jilboobs : Antara Aurat dan Aturan Agama

8 Agustus 2014   20:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:02 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14074780291884829758

[caption id="attachment_337194" align="aligncenter" width="471" caption="foto : Facebook Jilboobs Community | Jilboobs"][/caption]

Seiring waktu dunia fesyen terus berkembang. Begitu pula dengan tren berjilbab atau berkerudung. Pakaian berjilbab pun tak kalah bersinar dalam dunia fesyen terutama di Indonesia. Kini istilah jilboobs menjadi tren anak muda untuk tampil modis di depan publik sedang diperbincangkan di berbagai media. Pakaian ketat yang biasa dikenakan untuk pakaian dalam yang kemudian ditutup pakaian gombrong kini telah dikenakan sebagai pakaian luar yang menonjolkan lekuk tubuh, kemudian ditambah dengan pemakaian jilbab atau kerudung di bagian kepala. Lalu, apakah tren jilboobs diperbolehkan?

Jilboobs adalah kata gabungan dari jilbab dan boobs (payudara), dimana penggunanya menggenakan jilbab atau kerudung disertai dengan pakaian ketat yang menonjolkan lekuk tubuh. Istilah yang baru saja muncul ini telah mencuri perhatian publik. Mungkin menurut sebagian orang, jilboobs merupakan tren menarik untuk tetap berpenampilan modis walau mengenakan jilbab. Tapi, disisi lain banyak yang menentang pemikiran seperti itu.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam seperti yang dilansir dari detikNews pun mengkritik adanya tren fashion yang sedang digandrungi remaja putri ini.

"Hakekat jilbab itu untuk kepentingan menutup aurat. Di samping sebagai bentuk kepatuhan beragama, juga memiliki manfaat sosial kemasyarakatan. Sungguhpun memakai pakaian, tetapi tetap menonjolkan lekuk tubuh, termasuk juga jenis pakaian tembus pandang, itu tetap tidak memenuhi standar kewajiban. Baik digunakan untuk laki-laki maupun perempuan," kata Asrorun Niam.

Ditambah pula dengan hakikat agama islam secara umum yang menjelaskan fungsi kerudung yang seharusnya dikenakan untuk menutup aurat wanita. Menurut Psikolog Dr Rose Mini A.p., M.Psi yang diwawancarai Health Liputan6.com pun ikut mengkritik jika sejumlah perempuan Indonesia telah berusaha keras untuk mengikuti tren tapi tidak mengerti jika tindakan mereka tidak sesuai dengan pandangan agama.

Sebelum istilah jilboobs dikenal luas. Di Bandung, istilah sejenis jilboobs telah ada sekitar tahun 2000an. Tren jilbab yang mengenakan baju dan celana ketat di daerah Bandung ini dikenal dengan nama jilbab lepet. Jilbab lepet sendiri berasal dari bentuk makanan lepet atau yang lebih dikenal dengan arem- arem. Makanan tradisional berbahan dasar nasi yang dibungkus dengan daun pisang dan diikat di bagian kedua ujungnya.

Baik pro dan kontra telah menghiasi berbagai media tentang tren jilboobs ini. Bahkan berbagai sindiran pun dilontarkan untuk para jilboobers yang dinilai tidak sesuai dengan pemakaian jilbab yang baik. Namun, untuk apa kita harus repot untuk menyindir mereka?

Ada baiknya apabila kita memberitahu mereka bahwa tren jilboobs ini adalah sebuah kesalahan tren fesyen yang tidak sesuai dengan pandangan agama karena seharusnya jilbab atau kerudung digunakan sebagai penutup aurat dan bukan hanya aksesoris semata. Jika ingin mengenakan jilbab atau kerudung, matangkanlah pikiran terlebih dahulu untuk menjadi muslimah yang soleh dan taat akan agama. Bukan menggunakan jilbab atau kerudung sebagai aksesoris semata yang penggunaannya tetap dapat mengundang mata pria untuk memperhatikan. Inilah yang harus disadari dalam mengenakan jilbab atau kerudung.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun