Mohon tunggu...
Stefanni Lucky Ea
Stefanni Lucky Ea Mohon Tunggu... -

mahasiswi rawat jalan - traveller soon to be - your (half) galaxy\r\n\r\n- stefannilerica.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menikmati Satu Jam Bersama Jung & Adler

27 Mei 2015   19:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:32 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Minggu-minggu terakhir perkuliahan sudah dimulai, semingguan nanti kelasku akan menjalani minggu tenang dan di awal bulan Juni kita akan menghadapi Ujian Akhir Semester genap. Psikologi Kepribadian sudah sering absen, kira kira 2x kelasku kosong waktu matkul psikologi kepribadian . Jadi waktu Pak Taufik datang dengan telat dan terburu-buru, beliau bilang ingin membahas 2 materi sekaligus. Siang itu Pak Taufik langsung mengundang masuk Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, aku sedikit tidak tertarik dengan mereka berdua. Aku belum bisa move on dari Sigmund Freud sebenarnya, tapi mau tak mau hari ini aku harus berkenalan dengan mereka berdua.

Tak butuh waktu lama, Jung langsung mengambil alih kelas dalam sublimasi Pak Taufik. Beliau berkata tentang Psikologi Analitikal dan struktur psyche yang beliau jadikan salah satu teori dalam Paradigma Psikoanalisis. Struktur Psyche itu adalah: Ego ( Kesadaran/Rasio ), Ketidaksadaran Personal, dan Ketidaksadaran Kolektif. Isi dari Ego adalah semua ide, ingatan, perasaan dan gagasan-gagasan yang dimiliki oleh setiap pribadi yang berbeda satu sama lain. Dan isi dari Ketidaksadaran Personal adalah semua pengalaman subjektif yang telah di represi. Sedangkan isi dari Ketidaksadaran Kolektif adalah sebuah representasi masalalu yang diwariskan oleh setiap leluhur umat manusia dalam artian seperti warisan ras/budaya. Konsep ketidaksadaran kolektif cenderung universal ( sama ) dan deterministi. Di tengah penjelasannya, beliau sedikit bercerita tentang konsep Nietzsche yang dijadikan acuannya dalam berteori. Konsep itu yaitu, Eternal Recurent of The Same ( Keterulangan yang abadi/sejarah akan selalu terulang). Konsep itulah yang akhirnya menjadi hampir sama dengan ketidaksadaran kolektif yang beliau jadikan salah satu stuktur psyche miliknya. Dan isi utama dari ketidaksadaran kolektif miliknya ialah Archetipe yang artinya ialah warisan-warisan sejarah yang tertata rapi dalam otak seperti suatu artefak. Macam-macam archetipe yang dominan ada 4, yaitu:

1. Persona ( Topeng Sosial ) yang ada hanya karena sebagai topeng luar kita dalam dunia sosial, seperti contoh kita kuliah karena hanya ikutan teman-teman, padahal di hati kecil kita, kita malas untuk kuliah.

2. Anima & Animus yang berarti sisi feminin/keibuan yang ada dalam diri laki-laki normal ( anima ) dan sisi maskulin yang ada dalam diri perempuan normal ( animus )

3. Shadow yang adalah archetipe paling primitive/sifat-sifat kebinatangan manusia yang tersembunyi yang dalam perkembangannya menjadi salah satu bentuk kejahatan/kriminalitas yang kebanyakan terjadi.

4. Self adalah suatu realisasi diri untuk berjuang ke arah kesempurnaan diri yang kemudian disebut individualisasi.

Dan menurut Gustav Jung yang paling menentukan kepribadian/perilaku manusia adalah ketidaksadaran kolektif yang merupakan blue print kehidupan manusia. Beliau menutup penjelasan dengan tergesa-gesa, ternyata Jung harus datang ke tempat lain dan harus sesegera mungkin meninggalkan kelasku.

Beliau berpamitan dan langsung diganti dengan Alfred Adler yang membawa teori Psikologi Individu/Finalisme Fiktif yang menolak Freud dan Jung yang memakai masalalu sebagai penentu kehidupan. Kita sedikit kaget karena beliau memakai masa depan yang jelas-jelas belum kita ketahui  kejadiannya. Ia memakai masa depan yang masih fiktif, masih belum kita rasakan kejadiannya dan hanya bisa kita angan-angan saja. Menurut Adler, Ego adalah pusat dari kesadaran dan kepribadian yang menentukan kehidupan manusia. Dan menurutnya manusia itu hidup dalam rangka berjuang dari inferioritas menuju superioritas yang menyebabkan manusia menjadi agresif untuk mendapatkannya. Dan perjuangan untuk menuju ke superioritas/kesempurnaan itu dengan cara:

1. Kompensasi ( menutupi kelemahannya)

2. Minat Sosial ( ketertarikan terhadap kehidupan sosialnya )

3. Gaya Hidup ( menentukan keunikan manusia )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun