Mohon tunggu...
Stefanni Lucky Ea
Stefanni Lucky Ea Mohon Tunggu... -

mahasiswi rawat jalan - traveller soon to be - your (half) galaxy\r\n\r\n- stefannilerica.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepuasan Seksual Laten dan Genital

28 April 2015   21:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:35 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian Tengah Semester genap selesai, jam perkuliahanku sudah mulai efektif walaupun ada beberapa mata kuliah yang masih kosong jam nya.

Kamis pertama setelah UTS diisi dengan statistik dan Psikologi Kepribadian 1, pagi yang cerah dan cukup santai untuk membahas statistik bersama Pak Rofiq. Siangnya kembali lagi bertemu Pak Taufiq dalam kelas Psikologi Kepribadian 1. Siang yang sama, hawa-hawa tidurable haha

Pak Taufik masuk ke kelas, aku duduk di belakang bersama Freud dan berbincang sedikit tentang Teori Psikoseksual yang sedang jadi bahan kuliahku siang ini.
Beberapa anak dipanggil namanya oleh Pak Taufik, maju kedepan untuk menjelaskan tentang Fase Phallic yang dibahas 2 minggu yang lalu.

Flashback sebentar ke fase phallic, lalu dilanjut ke pembahasan cepat Pak Taufik tentang Fase Laten dan Fase Genital. Fase Terakhir Psikoseksual Freud yang nampaknya sudah cukup bosan dibahas oleh Pak Taufik, karena Pak Taufik bilang beliau ingin lari pada Gustav Jung dan teori kepribadian miliknya. Secara singkat Pak Taufik menjelaskan tentang Fase Laten ( 5/6 thn - 12/13 thn ) yang dalam kata lain adalah fase diam/fase istirahat. Fase dimana seorang anak pada usia tersebut merasa mulai lelah dengan pemikirannya pada fase-fase sebelumnya, jadi ia mulai menekan Id (libido) miliknya dan mengganti fokus pemikirannya pada hal-hal yang tidak berhubungan dengan kepuasan seksual. Area erogen yang ada disini berhenti pada alat kelamin miliknya sendiri, karena di fase sebelumnya anak-anak pun sudah mulai mengerti dan mengenal tentang alat kelamin mereka masing-masing.

Pada fase ini orangtua masih dengan mudah mendidik atau sedikit menekan konsentrasi anak pada hal-hal yang berhubungan dengan interaksi sosial, pendidikan, atau minat yang ingin dikembangkannya. Jadi intinya secara tidak langsung terjadi sublimasi/penggantian pencari kepuasan seksual ke pemuasan nonseksual pada fase laten ini. Disini masih ada libido/ hasrat seks yang berperan sebagai Id, masih ada Ego dalam fungsi mencari kepuasan nonseksual, dan masih ada SuperEgo dalam fungsi pendekatan moral pada anak yang diberikan oleh orang-orang tua.

Sedangkan Fase Genital ( 12/13 thn - Dewasa ) dalam kata lain adalah masa pubertas/ fase dimana hasrat seksual kembali dimunculkan dan ditandai dengan penggantian objek seksual ( dari ibu/ayah ) pada lawan jenis yang sebaya. Singkatnya pada fase ini seorang anak sudah mulai bisa merasakan cinta pada seseorang yang tidak ada hubungan darah dengannya. Tetapi masih bingung membedakan antara cinta narsistik atau cinta altruistik. Karena cinta narsistik adalah cinta yang berprinsip mencintai hanya untuk pemenuh kebutuhan seksual/untuk diakui keberadaannya, sedangkan cinta altruistik lebih bersifat ke arah yang serius atau biasanya sudah rela berkorban untuk orang yang dicintai. Sekali lagi, libido masih berperan sebagai Id disini, Ego berperan sebagai pengarah supaya si anak mencintai orang yang tepat ( bukan ayah/ibu ) dan SuperEgo berperan sebagai lanjutan dari nilai-nilai moral dari fase genital tadi.

Cepat dan singkat, Psikoseksual Freud selesai. Pak Taufik lega telah menjelaskan teori ini beberapa minggu, walaupun sedikit ribet tapi kita paham kok tentang teori ini hihi.

Terimakasih Freud yang membuka pandangan kita tentang pemikiran beberapa anak sesuai fase-fasenya, terimakasih karena membuat kita paham tentang hasrat seks yang ternyata kita punyai mulai dari kecil meskipun tidak kita sadari secara langsung. Sampai jumpa lain waktu yaa Profesor Freud ^^
Sampai ketemu minggu depan Gustav Jung !

NB : makasi uda sempetin baca, yang gak paham bisa flashback baca ke tulisan-tulisan sebelumnya. Semoga bermanfaat ! Kalau tulisan masih berantakan, maklumin ya masih calon psikolog belum paham banyak tentang Ilmu Psikologi haha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun