Mohon tunggu...
Stefani VaneisyaMaharani
Stefani VaneisyaMaharani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY

saya tertarik dengan dunia fotografi

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengulas Film Animasi dan Genre-nya dari Aspek Produksi, Distribusi, dan Konsumsi

15 Oktober 2024   03:40 Diperbarui: 15 Oktober 2024   04:21 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film animasi merupakan salah satu tontonan yang banyak diminati oleh masyarakat mulai dari kalangan anak-anak, remaja, bahkan hingga dewasa. Hasil penelitian atas survei minat remaja terhadap jenis film oleh Tyas (2022) menunjukkan film animasi menjadi jenis film yang paling diminati oleh remaja. Artinya, film animasi dinikmati oleh berbagai kalangan tidak hanya dari anak-anak saja. Film animasi atau sering disebut sebagai film kartun disajikan dengan visual yang menarik dan terkesan fiksi, visualnya bukan seperti tampilan dalam kehidupan nyata. Film animasi ini biasanya mengangkat alur cerita yang ringan sehingga dijadikan sebagai media hiburan dan cocok untuk tayangan anak-anak. Film animasi didefinisikan sebagai film dengan format produksi yang diciptakan dari kumpulan serangkaian gambar baik 2D maupun 3D dan tidak mengandalkan fotografi konvensional (Astuti, 2022). Dilansir dari kompas.com, film animasi terbagi menjadi 5 jenis, diantaranya ada animasi tradisional, animasi 2D, animasi 3D, animasi graphic, dan stop motion.

Film animasi menurut Wells & Moore (2018) adalah bagian penting yang melibatkan unsur budaya-budaya dari berbagai belahan dunia. Seringkali, animasi mengekspresikan cerita-cerita mengenai identitas suatu budaya. Meskipun demikian, film animasi tetap memiliki berbagai genre atau aliran yang membedakan dari segi cerita, produksi, distribusi, hingga konsumsinya. Proses produksi dari film animasi sendiri melalu banyak tahapan yang terbilang lebih rumit dari proses produksi jenis film lainnya. Studio-studio besar yang khusus memproduksi film-film animasi diantaranya ada PIXAR, Disney, Ghbli, dan Dreamworks. Pada topik bahasan kali ini akan menguak bagaimana pengaruh aliran atau genre dalam film animasi dimulai dari alur ceritanya, proses produksi, distribusi, dan konsumsi.

Masuk pada judul film animasi yang pertama adalah Doraemon: Nobita's Sky Utopia (2023) dengan genre Sci-Fi, adventure, fantasy, dan komedi. Dilansir dari ANTARA News, film yang disutradarai oleh Takumi Doyama dengan Ryouta Kosawa sebagai penulis naskah menceritakan tentang perjalanan petualangan oleh Doraemon dan teman-teman ke sebuah tempat bernama Utopia. Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan robot kucing dari abad ke-22 yang bernama Sonya dan penjelajahan Paradapia dimulai sejak itu. Doraemon, Nobita, dan yang lainnya mencoba membantu Sonya untuk menyelesaikan masalah di balik keindahan negeri Paradapia. Grafik visual penggambaran pada film Doraemon kali ini menggunakan animasi 2D yang mencerminkan gaya khas anime Jepang sama seperti penggambaran pada serial TV Doraemon.

Film animasi 2D diproduksi dengan menggambar objek pada permukaan datar dengan tangan, membentuk bagian-bagian frame hingga menyatukan dan menciptakan gerakan yang dilanjutkan dengan bantuan software. Berbeda dengan produksi jenis animasi lainnya, yang memanfaatkan teknologi baru seperti CGI untuk menciptakan kesan nyata. Film Doraemon ini kemudian didistribusikan ke berbagai bioskop dan platform streaming secara global, namun utamanya pada negara bagian Asia khususnya Jepang. Film Doraemon: Nobita's Sky Utopia (2023) ini, umumnya ditonton oleh anak-anak karena visual yang ditonjolkan identik dengan anak-anak. Namun, dilihat dari genre dan alur cerita yang di mana dalam film menyiratkan pesan cerita yang cenderung sulit diterima anak-anak, juga dengan bahan candaan yang kemungkinan hanya dimengerti oleh orang dewasa.

Sumber: Eye For Film
Sumber: Eye For Film

Selanjutnya, film animasi Mummies (2023) dengan genre musikal, komedi, dan keluarga. Film ini bercerita tentang para mumi Mesir yang melakukan perjalanan pergi ke dunia manusia untuk mencari cincin yang dicuri oleh arkeolog dan berujung tersasar di London. Film Mummies (2023) tergolong dalam film animasi 3D, yang di mana proses produksinya memanfaatkan penggunaan teknologi motion capture. Film Mummies (2023) merupakan film barat sehingga pendistribusiannya semakin mudah dan luas di bioskop serta platfor streaming internasional. Alur cerita dan genre yang ringan membuat film ini dapat ditonton oleh segala umur dan dapat dinikmati bersama keluarga ketika libur.

Sumber: IMDb
Sumber: IMDb

Film terakhir ialah Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023) yang bergenre action, superhero, Sci-Fi, dan adventure. Dilansir dari detik.com, film ini bercerita tentang para spiderman yang bertugas untuk melindungi keberadaan multiverse dari ancaan dan musuh baru  Para Spiderman memiliki tugas untuk melindungi keberadaan multiverse. Dalam tugas tersebut, mereka menghadapi ancaman dan menghentikan supervillain atau musuh baru. Film ini melibatkan teknologi baru yaitu CGI dalam proses produksinya. Dilihat dari genre, tidak memungkinkan film ini dapat diproduksi tanpa teknologi baru CGI. Pastinya proses produksi akan memakan lebih banyak waktu dan tenaga apabila tidak menggunakan CGI dalam produksinya. CGI membantu mempermudah menciptakan kesan visual dari adegan-adegan yang sulit digambarkan. Distribusi film ini pastinya lebih mudah menyebar karena genre action-superhero telah banyak diminati oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan, ditambah dikemas dengan visual animasi yang inovatif dan menarik.

Perbedaan genre memengaruhi segala aspek mulai dari produksi hingga konsumsi. Film Doraemon: Nobita's Sky Utopia (2023) dengan genre petualangan dan fantasi menggunakan gaya animasi 2D tradisional yang khas dengan anime Jepang cenderung didistribusikan di Asia. Alur cerita dan isi film yang menyiratkan pesan-pesan kehidupan dan humor yang berat membuat film ini lebih condong dinikmati oleh remaja hingga dewasa. Mummies (2023) dengan genre musikal dan komedi ringan tidak membuat film ini memerlukan teknologi baru seperti CGI. Alur cerita ringan dan menghibur tentang keluarga menjadikan film ini sebagai film keluarga. Sementara, film Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023) dengan genre action-superhero memerlukan teknologi animasi yang lebih kompleks seperti CGI. Film dengan genre action-superhero sudah sedari lama memiliki peminat dari berbagai kalangan sehingga film ini dikonsumsi mulai dari remaja hingga dewasa dan tersebar dengan cepat bahkan populer.

Daftar Pustaka

Aurellia, A. (2023, Juni 2). Sinopsis film Spider-Man: Across the Spider-Verse, misi penyelamatan Miles & Gwen. Diakses dari https://www.detik.com/jabar/berita/d-6751341/sinopsis-film-spider-man-across-the-spider-verse-misi-penyelamatan-miles-gwen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun