Apakah kita menghafal semua nama murid Tuhan Yesus? Mungkin ada beberapa diantara kita yang menghafal semua nama mereka, namun apakah kita mengenal keunikan kedua belas murid Yesus? Petrus yang impulsif, Thomas yang peragu, Yohanes yang sombong, kita tentunya familiar dengan mereka. Tetapi bagaimana dengan murid yang lainnya? Â Apakah kita mengingat bahwa ada satu murid Yesus yang merupakan rekrutan awal bersama dengan Petrus bahkan dia adalah saudara Petrus, ANDREAS (Mat. 10:2).
Yah Andreas, namanya tidak setenar Petrus, Yohanes, Yakobus, Thomas ataupun Yudas. Andreas dalam ketaatannya sebagai murid Yesus adalah pribadi yang sangat menarik. Pribadi yang tidak menonjol tetapi memiliki peran yang sangat penting. Andreas mula-mula adalah murid Yohanes Pembaptis tetapi setelah mendengar tentang perkataannya mengenai siapa Yesus, ia akhirnya mengikuti Yesus.Â
Setelah ditantang untuk menjadi pengikut Yesus, Andreaspun memberikan dirinya untuk menjadi murid Yesus yang pertama (menurut kesaksian Injil Yohanes; Yoh. 1:40). Setelah keyakinannya bahwa Yesus adalah Mesias, Andreas lalu membawa Petrus yang adalah saudaranya untuk bertemu Sang Mesias (Andreas berkata kepada Petrus: "Kami telah bertemu Mesias"). Dapat dikatakan bahwa Andreaslah yang memperkenalkan Petrus kepada Yesus.
Dalam kesempatan yang lain, Andreas adalah sosok dibelakang layar yang membawa seorang anak dengan bekal makan siangnya  (5 roti 2 ikan) yang kemudian menjadi suatu mujizat yang sangat terkenal di tangan Yesus. Didalam keraguannya mengenai apa yang bisa diperbuat 5 roti dan 2 ikan untuk memberi makan 5000 orang setidaknya Andreas melakukan sesuatu. Andreas sekali lagi membawa seseorang dan sesuatu yang menghasilkan sesuatu yang besar.
Andreas memang tidak menonjol, namun dalam ia dapat memberikan kita teladan yang sangat indah mengenai seni menyisih yang ia lakukan. Andreas memberikan teladan kerendahan hati dari seorang pemimpin yang bersedia menyisih bagi orang lain. Andreas memberitahu kepada kita bahwa tugas murid Kristus adalah membawa orang dan mengenalkannya kepada Kristus.Â
Di dalam refleksi saya akan bagian ini  saya mengoreksi diri saya, apakah saya mampu menjadi seperti Andreas yang rela menyisih asal orang yang saya layani bertemu dan berjumpa dengan Kristus? Apakah saya rela nama saya tidak disebutkan dalam list orang-orang yang berjasa dalam pelayanan? Jawabannya tentu saja tidak. Saya sendiri sangat ditegur dengan teladan Andreas ini. Doa saya adalah meminta ampun dan meminta Tuhan memberi saya kerendahan hati dan juga kelapangan hati untuk dapat melayani seperti teladan Andreas.
*Tulisan ini terinspirasi dari buku The Left Hand of God and Other Surprise karya David W.F. Wong
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H