Mohon tunggu...
Stefani klara Sijabat
Stefani klara Sijabat Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Membicarakan topik-topik di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tongkrongan Bapak-Bapak Warkop Versi Istana

1 November 2023   12:00 Diperbarui: 1 November 2023   12:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mungkin Pak Jokowi, Pak Ganjar, Pak Anis dan Pak Prabowo enggak perlu takut pulang-pulang dimarahi anak, istri atau keluarga. Mereka bebas pulang seberapa malam pun yang nunggu di rumah enggak akan ngantuk-ngantuk nungguin atau malah pergi tidur dikunciin (atau seperti di banyak film yang di jewer sambil di tarik pulang).

Jangankan kena marah dan jutekan orang rumah, bapak-bapak ber empat yang lagi nongkrong ini malah jadi headline berita dimana-mana. Yaiyalah... pembicaraan bapak-bapak ini kan pasti sepenting itu.

(Mungkin) Pak Jokowi mengundang Pak Ganjar, Pak anis dan Pak Prabowo ke rumahnya karena enggak bisa menemukan warkop yang sepi di hari itu. Yasudah dari pada cuma minum kopi hitam sachet yang ngebul seperti di warkop-warkop biasa, sekalian saja toh dihidangkan makanan. Nah kalo ini pasti Pak Jokowi info dulu ke istri kira-kira bisa bikinin makanan apa aja kalo temen-temenya dateng.

Nah karena Pak Ganjar, Pak Anis dan Pak Prabowo seneng diundang ke rumahmya Pak Jokowi (yang rumahnya paling gede di sekitar situ), makanya mereka sih enggak keberatan waktu Pak Jokowi minta mereka dateng enggak cuma sarungan atau celana pendek tapi batikan.

Niatnya Pak Jokowi mengundang bapak-bapak sesama tongkrongan ini menunjukan sekali gimana cara warga lokal nyelesain masalah. Bermusyawarah. Yang tipenya duduk santai, menikmati sajian sambil ngobrol dan ngomongin hal-hal yang dirasa penting.

Kalau tongkrongan bapak-bapak biasa pasti cuma milih warkop langganan. Nah karena bapak-bapak ber empat ini bukan cuma bapak-bapak biasa, makanya tempat dipindah ke istana negara. Disediakan juga makanan supaya bapak-bapak ini enggak kelaperan. Gimana coba mau ngomongin yang penting kalau perut kosong?.

Nah tongkrongan bapak-bapak warkop versi istana ini juga harusnya jadi pesan ke bapak-bapak lainnya yang suka nongkrong di warkop. Kalau mau nongkrong jangan cuma minum kopi tapi juga makan, biar bapak pulang nanti enggak pada sakit, perut kosong bukanya makan malah cuma diisi kopi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun