Mohon tunggu...
stefaniemearsmaryjanes
stefaniemearsmaryjanes Mohon Tunggu... Aktris - Mahasiswa

Saya adalah seorang yang sangat menyukai musik dan film

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketegangan dan Harapan: Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara

13 Januari 2025   19:13 Diperbarui: 13 Januari 2025   19:13 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara adalah salah satu isu geopolitik paling kompleks dan sensitif di dunia. Kedua negara ini secara resmi masih dalam keadaan perang, karena Perang Korea (1950-1953) hanya berakhir dengan perjanjian gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Perbedaan ideologi yang mencolok---Korea Selatan sebagai negara demokrasi dengan ekonomi pasar bebas, sementara Korea Utara menganut sistem komunis dengan pemerintahan totaliter---membentuk garis pemisah yang dalam, tidak hanya secara politik tetapi juga sosial dan budaya.

Salah satu faktor utama yang memperburuk ketegangan adalah program nuklir dan rudal balistik Korea Utara. Rezim di Pyongyang sering kali menggunakan uji coba senjata ini untuk menunjukkan kekuatannya dan mencari pengaruh dalam negosiasi internasional. Sebaliknya, Korea Selatan bersama sekutunya, terutama Amerika Serikat, memandang langkah ini sebagai ancaman serius bagi stabilitas kawasan. Hal ini memicu serangkaian sanksi ekonomi dari PBB dan komunitas internasional terhadap Korea Utara, yang semakin memperburuk kondisi ekonomi negara tersebut. 

Namun, upaya diplomasi juga terus dilakukan meskipun dengan hasil yang bervariasi. Dalam beberapa kesempatan, pertemuan puncak antar pemimpin kedua negara telah terjadi, seperti yang terlihat pada pertemuan antara Moon Jae-in dan Kim Jong-un pada 2018. Pertemuan-pertemuan ini sering kali membawa harapan baru untuk perdamaian dan kerja sama lintas batas, seperti pembukaan kembali zona industri bersama atau reunifikasi keluarga yang terpisah akibat perang. Sayangnya, banyak kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan ini tidak berlanjut ke implementasi konkret. 

Di tingkat masyarakat, dampak dari konflik ini sangat nyata, terutama di Korea Utara. Rakyatnya hidup dalam kondisi yang sangat sulit, dengan akses terbatas terhadap kebutuhan dasar, informasi, dan kebebasan. Propaganda negara mendominasi kehidupan sehari-hari, sementara rezim memprioritaskan pengeluaran untuk militer di atas kesejahteraan rakyatnya. Sebaliknya, di Korea Selatan, masyarakat menikmati tingkat kehidupan yang tinggi, tetapi mereka juga hidup di bawah bayang-bayang ancaman serangan dari Utara, yang membuat keamanan nasional menjadi isu yang sangat penting.

Peran negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Cina, Rusia, dan Jepang sangat penting dalam dinamika Semenanjung Korea. Amerika Serikat sering berperan sebagai sekutu utama Korea Selatan dalam menghadapi ancaman Korea Utara, sedangkan Cina, meskipun memiliki hubungan erat dengan Korea Utara, juga sering menyerukan stabilitas di kawasan. Di sisi lain, Rusia dan Jepang memiliki kepentingan strategis mereka sendiri yang membuat isu ini menjadi perhatian internasional yang melibatkan berbagai kepentingan global. 

 Untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, diperlukan pendekatan yang hati-hati, strategis, dan melibatkan semua pihak terkait. Dialog yang jujur dan komitmen terhadap penghentian program nuklir Korea Utara menjadi langkah awal yang penting. Selain itu, bantuan kemanusiaan dan peningkatan hubungan antarmasyarakat juga dapat membuka jalan bagi kerja sama yang lebih baik. Meskipun tantangannya besar, upaya untuk menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea adalah hal yang tidak hanya penting bagi kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas dan keamanan global. 

Nama Penulis

Stefanie mears maryjane Sitompul

2370750030

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun