Dilansir Kompas, menurut sikiater forensik Amerika Michael Mark Welner, M.D. dalam situs oprah.com, ada enam tahapan yang dilalui pelaku untuk melakukan grooming terhadap anak.
- Pertama, perilaku menentukan korbannya dan biasanya yang ditarget adalah anak yang kurang perhatian dari keluarganya.
- Pelaku grooming melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari korban
- Pelaku berusaha memenuhi kebutuhan korban
- Pelaku juga berusaha memisahkan korban dasri pergaulan dan kelaurganya
- Tahap kelima, pelaku bisa saja mengajak korban untuk melakukan aktivitas seksual dan mulai meminta korban mengirimkan foto bagian tubuhnya.
- Terakhir, pelaku berpeluang memiliki kendali dan intimidasi terhadap anak. Parahnya, pelaku bisa melakukan pemerasan untuk mengendalikan hidup korban.
Pelaku grooming terhadap anak
Siapapun bisa menjadi pelaku grooming. Khususnya kepada orang dewasa yang memiliki kelainan pedofilia, yaitu memiliki ketertarikan dan hasrat seksual terhadap anak.
Oleh karena itu, awasi anak-anak Anda dan jangan terlalu percaya terhadap orang lain, sekaligus itu adalah keluarganya.
Sasaran grooming
Korban grooming biasanya adalah anak-anak yang belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai seks. Pun jika tahu, korban grooming bisa dimanfaatkan keingintahuannya oleh para pelaku.
Pencegahan grooming
Bareskrim Polri dalam menangani kasus grooming anak memberikan tips 'KETAPEL', yang dijabarkan sebagai berikut:
K adalah control, berikan kendali dan perhatian kepada anak.
E adalah empati, berikan juga perhatian secara emosional.
T adalah tahan, banyak bersabar saat mendengarkan cerita pahit dari anak. Jangan gampang tersulut emosi.
A adalah aman, amankan foto dan video anak, jangan sembarangan disebar karena bisa diunduh oleh para pelaku grooming
P adalah password, gunakan password dan nyalakan mode privat pada akun sosmed anak.
E adalah edukasi, berikan edukasi digital kepada anak untuk tidak sembarangan mengakses media sosial dan berkenalan dengan orang asing.