Pentingnya lagi, ide dan gagasan Kartini yang dituangkan dalam suratnya untuk kawan-kawannya di Eropa, dibukukan oleh J.H Abendanon dengan judul 'Door Duisternis Tot Licht' yang berarti 'Habis Gelap Terbitlah Terang'.Â
Buku tersebut pertama kali dibukukan pada tahun 1911.
Berdasarkan fakta tersebut, tidak heran apabila R.A Kartini didapuk sebagai pahlawan kemerdekaan nasional dan hari lahirnya menjadi peringatan Hari Kartini.Â
Perjuangan, ide, dan gagasannya hingga hari ini tak pernah mati.
Baca juga: Kartini, Les Femmes, dan Aktivisme Anak MudaÂ
Nostalgia Lomba Hari Kartini
Setiap tahunnya di tanggal 21 April, saya selalu teringat masa sewaktu duduk di bangku sekolah dasar.Â
Saat merayakan Hari Kartini, kami dihimbau untuk datang dengan mengenakan pakaian adat nasional dan mengikuti berbagai perlombaan.Â
Berikut ide lomba hari Kartini yang sering diterapkan:
Lomba Kartini dan Kartono
Selain menggunakan pakaian adat nasional, ada momen dimana  murid dipasangkan untuk tampil di muka umum.Â
Biasanya, lomba Kartini dan Kartono merujuk pada fashion show, pertunjukan bakat, dan membacakan puisi.
Lomba memasak dan lomba menghias jajanan pasar
Salah satu lomba hari Kartini yang masih saya ingat adalah lomba memasak dan menghias jajanan pasar.Â