Mohon tunggu...
Stefan Sikone
Stefan Sikone Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Guru bisnis online. Berlayar di 3 pulau ilmu: filsafat, ekonomi manajemen, komputer. Mendirikan LPK Bistek untuk memberikan pendidikan dan latihan gratis bisnis online bagi masyarakat yang berminat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Loyalitas Pribadi Bertentangan dengan Rasa Cinta Tanah Air

18 November 2024   18:59 Diperbarui: 18 November 2024   18:59 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demokrasi modern seringkali menghadirkan dilema etis bagi para aktor politik.

Di satu sisi, terdapat loyalitas kepada partai politik yang menaungi mereka, yang seringkali diartikan sebagai keharusan untuk mengikuti garis partai, bahkan jika hal tersebut bertentangan dengan kepentingan publik yang lebih luas.

Di sisi lain, terdapat rasa cinta tanah air dan tanggung jawab moral kepada negara dan rakyatnya. Pernyataan "My Loyalty To My Party Ends When My Loyalty To My Country Begins" secara tepat merangkum konflik internal yang mungkin dialami oleh individu-individu dalam situasi ini. 

Konflik ini bukan hanya sekedar masalah teoritis, tetapi merupakan tantangan nyata dalam praktik politik yang dapat berdampak signifikan pada stabilitas dan kemajuan suatu bangsa.

Sungguh, inilah inti permasalahan yang seringkali dihadapi oleh para politisi dan pejabat publik. Loyalitas kepada partai politik, yang seringkali diwujudkan dalam bentuk kepatuhan terhadap keputusan partai, dapat berbenturan dengan kepentingan nasional.

Contohnya, seorang anggota parlemen mungkin diinstruksikan oleh partainya untuk mendukung suatu kebijakan yang merugikan sebagian besar masyarakat, demi kepentingan politik jangka pendek partai tersebut.

Dalam situasi seperti ini, muncullah dilema: apakah ia harus tetap setia kepada partai atau mengutamakan kepentingan rakyat dan negara?

Dilema ini diperparah oleh sistem politik yang seringkali mengutamakan kepentingan partai di atas kepentingan publik.

Tekanan dari internal partai, ambisi politik pribadi, dan bahkan ancaman terhadap karier politik dapat membuat seorang politisi sulit untuk mengambil keputusan yang berprinsip.

Akibatnya, kepentingan jangka panjang negara dan kesejahteraan rakyat seringkali dikorbankan demi kepentingan sesaat partai politik.

Bukan berarti tidak ada lagi politisi yang mampu menyeimbangkan kedua loyalitas tersebut. Banyak koch pemimpin yang telah menunjukkan komitmen mereka terhadap negara dengan mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan partai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun