Dalam ensikliknya yang terkenal, "Caritas in Veritate" tahun 2009, Paus Benediktus XVI menyoroti pentingnya melampaui pandangan sosial yang terbatas pada pasar dan negara.Â
Paus Benedictus menegaskan bahwa model yang hanya fokus pada pasar dan negara dapat merusak masyarakat.Â
Sebaliknya, Paus Benediktus XVI menekankan bahwa ekonomi yang didasarkan pada prinsip solidaritas, yang terdapat dalam masyarakat sipil tanpa dibatasi oleh pasar atau negara, akan menjadi kekuatan yang memperkuat masyarakat secara keseluruhan.
Paus Benediktus XVI juga menekankan bahwa meskipun pasar tidak bersifat bebas dan memerlukan aturan, baik pasar maupun politik membutuhkan keterbukaan terhadap pemberian balik.Â
Hal ini menggarisbawahi perlunya menciptakan model ekonomi yang adil dan berkelanjutan, di mana solidaritas menjadi landasan utama.
Seorang ekonom dan teoretikus sistem, Boulding, menyediakan pandangan yang lebih luas tentang masyarakat.Â
Dia membedakan antara ekonomi pertukaran dua arah yang umum, dan ekonomi hibah satu arah yang didasarkan pada cinta.Â
Boulding menyoroti peran beragam sistem dalam dinamika sosial, termasuk keluarga, pasar, dan negara. Namun, ia menekankan pentingnya hubungan pribadi yang positif, seperti persahabatan, dalam memperkuat jalinan sosial.
Persahabatan, menurut analisis dari para filsuf seperti Aristoteles dan penulis seperti CS Lewis, dianggap sebagai salah satu institusi sosial yang paling bebas.Â
Persahabatan memerlukan partisipasi sukarela dari semua pihak yang terlibat, dan dapat memiliki beragam bentuk, mulai dari yang didasarkan pada kegunaan hingga kebajikan.Â
Dalam konteks ini, persahabatan bukan hanya sekadar ikatan antarpribadi, tetapi juga kekuatan yang memperkuat struktur masyarakat secara keseluruhan.