Mohon tunggu...
Kevin Geraldo
Kevin Geraldo Mohon Tunggu... Lainnya - Monarch of destruction

just a person who likes to do whatever makes himself happy

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Kisah Neni Seorang Tukang Pijat Panggilan yang Menjadi Tulang Punggung Menggantikan Suaminya yang Terkena Stroke

16 Januari 2024   11:25 Diperbarui: 16 Januari 2024   12:14 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Neni, tukang pijat panggilan di jalan Wijaya Kusuma, Bandung, menjadi tulang punggung keluarga yang gigih mencari nafkah. Tinggal di rumah kecil yang sederhana, setiap panggilan untuk memberikan jasa pijat adalah langkah tekadnya untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi suaminya yang terbaring lemah akibat stroke yang kini membuatnya tidak bisa berjalan dan tiga anaknya.

Meskipun derita menimpahnya setiap hari, Neni tetap semangat dan pantang menyerah. Di tengah kesulitan, dia selalu bertawakal dan percaya pada yang Maha Kuasa bahwa hidupnya akan menjadi lebih baik. Usahanya yang gigih dalam memberikan pijatan tak pernah surut, seolah menjadi doa-doa yang diukir dalam setiap gerakan tangannya.

Ketika pintu rumahnya terbuka, harapan Neni melebar bersama setiap pelanggan yang memanggilnya. Meskipun ia menyediakan jasa pijat dengan sepenuh hati, namun kebanyakan pelanggannya hanya mampu membayar dengan uang yang terbatas. Dalam keheningan rumahnya di malam hari, Neni sering merenung, mencari solusi untuk menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari, terutama untuk suaminya yang rentan dan tiga anaknya. 

Dalam tangisnya yang terpendam, Neni sering kali memeluk anak-anaknya erat-erat, berdoa agar masa depan mereka bisa lebih baik. Rumah kecil itu menjadi saksi bisu akan perjuangan seorang ibu yang berusaha memberikan kebahagiaan kepada keluarganya dalam kekurangan, terutama saat suaminya yang disabilitas terbaring lemah tanpa bisa berjalan. Neni, dengan setetes keringat dan doa-doa yang terukir dalam hatinya, menjadi tulang punggung yang tak kenal lelah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

Meskipun awalnya hanya mendapatkan 50 sehari, Neni tidak menyerah. Dengan tekad yang bulat dan ketabahan, Neni membangun perlahan perubahan dalam hidupnya. Saat itu, sehari-harinya dipenuhi dengan keringat dan doa, namun Neni terus melangkah dengan penuh keyakinan.

Tidak terelakkan, situasinya mulai membaik. Neni yang tidak pantang menyerah dan selalu bertawakal mendapatkan perubahan yang luar biasa. Ada hari di mana Neni menerima penghasilan hingga 400 ribu rupiah, hasil dari kerja kerasnya yang berlangsung sampai larut malam. Kini, rata-rata pendapatannya mencapai 100 hingga 150 ribu per hari, buah dari usahanya yang tak kenal lelah.

Terbangunnya reputasi baik dalam bisnis pijat panggilan Neni bukan hanya sekadar keberuntungan. Ia diperoleh melalui setiap sentuhan lembut dan tulusnya. Pelanggan-pelanggan setia pun muncul, membawa cerita-cerita hidup mereka yang Neni dengan sabar dan penuh empati dengar. Dalam kisah pahit hidupnya, Neni menemukan kekuatan yang tak terduga, dan setiap sentuhan yang dilakukannya membawa lebih dari sekadar penghasilan, tapi juga kehangatan dan harapan bagi mereka yang membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun