Mohon tunggu...
Stavina Dwiputri
Stavina Dwiputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FK UNAIR

bridging community, rooting eternally

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Elevasi Pemasaran Camilan Khas Desa Medalem, "Kriingg!" si Keripik Ireng-Ireng Gurih nan Manis

24 Juli 2024   21:20 Diperbarui: 24 Juli 2024   21:40 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

BBK 4 UNAIR - Cari oleh-oleh untuk dibawa pulang selepas berkunjung dari Desa Medalem, Lamongan? Jawaban yang tepat untuk tujuan tersebut adalah keripik ireng-ireng yang menjadi camilan khas dari desa berpenduduk mayoritas petani ini. keripik ireng-ireng tergolong unik sebab warna hitamnya tidak menggunakan pewarna makanan melainkan datang dari abu klaras (abu dari daun pisang tua dan kering yang dibakar - red). 

Karena keunikannya ini lah Kelompok BBK 4 Medalem 2 mencanangkan program elevasi pemasaran keripik ireng-ireng yang diberi branding nama "Kriing! Keripik Ireng-ireng", program ini mencakup pengenalan keripik ireng-ireng melalui media sosial dan pemasaran door to door yang dinilai masih cukup efektif, setelah itu keuntungannya secara penuh diberikan kepada produsen keripik ireng-ireng yakni Ibu Lasmuri, guna mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Desa Medalem, Lamongan. 

Selain memasarkan dan mengenalkan produk ini, Kelompok Medalem 2 juga membantu proses pembuatan keripik ireng-ireng. Pembuatan diawali dengan mencampurkan bahan-bahan utama yakni abu klaras yang telah disaring, tepung terigu, dan tepung tapioka. Lantas adonan dibagi menjadi dua untuk diberi perasa, keripik varian manis diberi gula dan varian gurih diberi garam dan penyedap rasa. Setelah itu, adonan keripik dimasukkan ke dalam wadah untuk kemudian direbus selama satu jam.

Sudah selesai? Tentu saja belum, adonan yang matang menyerupai adonan kenyal dan lonjong itu mesti didinginkan kemudian dipotong tipis-tipis menggunakan alat khusus, lalu dijemur di bawah panas terik matahari selama satu hari hingga kering. Irisan yang telah kering ini lah yang lalu digoreng kering menjadi keripik; rasanya gurih, manis, dan renyah. 

Siap dipasarkan, Kelompok Medalem 2 menjual keripik ireng-ireng dibanderol Rp 7.000 per bungkus, penjualan dilakukan ke berbagai desa di dua kecamatan, yakni Kecamatan Modo hingga Kecamatan Ngimbang. Kegiatan ini penting dilakukan untuk mengenalkan panganan tradisional khas Desa Medalem yang unik dan memiliki nilai jual tinggi guna mengembangkan UMKM lokal sekaligus membantu komunitas dengan penerapan ilmu yang bermanfaat. Diharapkan setelah ini, keripik ireng-ireng bisa dinikmati berbagai kalangan dari berbagai daerah, tak hanya Lamongan saja. 

Penulis: Kelompok Medalem 2 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun