Digital Economy, apalagi ini, sebuah istilah baru yang mulai akrab dan kita lihat dimana-mana. Menurut Amir Hartman "the virtual arena in which business actually is conducted, value is created and exchanged, transactions occur, and one-to-one relationship mature by using any internet initiative as medium of exchange” (Hartman, 2000).
Intinya, bisnis yang menggunakan Internet. Dan memang, sekarang makin banyak bisnis yang menggunakan media Internet, entah sebagai media pemasarannya, sebagai media penghubung, sebagai media informasi (ini yang paling banyak), dan terlebih lagi, menjalankan bisnisnya via Internet.
Kita akan semakin akrab dengan model seperti ini, dimana tidak diperlukan lagi keberadaan fisik, seperti toko untuk menampilkan produk atau barang yang dijual. Melainkan cukup mengakses via website, via Internet dan bahkan bertransaksi pun semua melalui Internet.
Lalu apa yang harus kita persiapkan dalam memasuki era digital economy ini:
1. Pengetahuan / Knowledge. Mungkin semua orang bisa menjual, tapi tidak semua bisa menjelaskan produk dengan tepat. Pengetahuan kolektif inilah yang merupakan value dari perusahaan dalam proses penciptaan produk dan jasa. Kita harus memiliki pengetahuan yang cukup terkait produk dan jasa yang ditawarkan melalui media Internet ini.
2. Pendigitalisasi / Digitization. Dengan kata lain, jika produk dan jasa yang ditawarkan dapat direpresentasikan dalam bentuk digital, maka perusahaan dapat dengan mudah dan murah menawarkan produk dan jasanya ke seluruh dunia. Electronic publishing, virtual book store, internet banking, dan telemedicine merupakan contoh berbagai produk dan jasa yang dapat ditawarkan di internet.
3. Virtualisasi. Proses menjalankan bisnis dalam dunia Internet tidak memerlukan aset fisik, kita bisa memulainya secara virtual. Yang diperlukan adalah proses pertukaran data dan informasi secara virtual, tanpa kehadiran fisik, si pembeli bisa melihat produk, berkomunikasi dengan penjual, tanpa batasan tempat dan waktu. Bahkan secara online, 24 jam.
4. Molekulisasi / Molecularization. Perusahaan yang akan bertahan dalam era ekonomi digital adalah yang berhasil menerapkan bentuk molekul. Bentuk molekul merupakan suatu sistem dimana organisasi dapat dengan mudah beradaptasi dengan setiap perubahan dinamis yang terjadi di lingkungan sekitar perusahaan. Ingat, yang dihadapi persaingannya bukan hanya lingkungan sekitar, tapi mendunia. Perilaku mereka setiap hari akan sangat mempengaruhi struktur pasar dan industri terkait yang seringkali akan merubah berbagai kondisi. Hal ini tentu saja merupakan manifestasi dari persaingan bebas
dan ketat yang terjadi disamping merupakan strategi untuk memenangkan rivalitas.
5. Saling bekerjasama / Internetworking. Tidak ada perusahaan yang dapat bekerja sendiri tanpa menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain,
demikian salah satu prasyarat untuk dapat berhasil di dunia maya. Berdasarkan model bisnis yang dipilih, perusahaan terkait harus menentukan aktivitas inti-nya (core activity) dan menjalin kerja sama institusi lain untuk membantu melaksanakan proses-proses penunjang (supporting activities).
6. Disintermediation. Ciri khas lain dari arena ekonomi digital adalah kecenderungan berkurangnya mediator (broker) sebagai perantara terjadinya transaksi antara pemasok dan pelanggan. Termasuk dalam hal ini adalah wholesalers, retailers, broadcasters, record companies, dan lain sebagainya.
7. Konvergensi / Convergence. Kunci sukses perusahaan dalam bisnis internet terletak pada tingkat kemampuan dan kualitas perusahaan dalam mengkonvergensikan tiga sektor industri, yaitu: computing, communications, dan content. Persaingan sesungguhnya terletak pada industri content yang
merupakan jenis pelayanan atau jasa yang ditawarkan sebuah perusahaan kepada pasar di dunia maya. Ketiga hal di atas merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki dan dikuasai pemakainnya untuk dapat berhasil menjalankan bisnis secara sukses.