Data Center, bidang yang sedang moncer di Indonesia sepanjang tahun 2022. Dengan adanya pandemi, maka sebagian besar perusahaan berpindah ke cloud, dan mau tidak mau mereka harus memikirkan penggunaan data center bersama ini. Layanan cloud pada dasarnya adalah layanan data center bersama (shared resources) yang diakses oleh banyak pengguna. Layanan cloud tidak hanya menyediakan infrastruktur data center (Infrastructure As A Service), tapi juga berbagai layanan lainnya.Â
Sepanjang pengamatan kami, masih banyak fokus di perusahaan dan instansi menggunakan layanan data center untuk keperluan IaaS, dibandingkan dengan layanan lainnya. Fokus penerapan virtual server, virtual data center mendominasi permintaan data center berbasis cloud yang ada di Indonesia selama ini.Â
Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa pendekatan yang dilakukan oleh perusahan, yaitu mulai menggunakan layanan cloud lainnya yang disediakan di masing-masing provider. Menurut ragamnya, cloud data center ini dikenal berdasarkan layanannya, yaitu Infrastructure As A Service (IaaS), Software As A Service (SaaS) dan Platform As A Service (PaaS). Sekarang ini juga berkembang layanan lainnya, seperti Database As A Service, Disaster Recovery As A Service, dan ini sangat membantu perkembangan data center di Indonesia.Â
Dengan adanya peraturan PP 71 Tahun 2019, dimana data center dan layanannya harus berada di area hukum Indonesia, maka semakin banyak perusahaan data center cloud global yang membuka layanannya di Indonesia. Demikian besarkan market di Indonesia, sehingga mereka berani berinvestasi membuka data center cloud di Indonesia ?Â
PP 71 / 2019 Sebagai Trigger.
Perjuangan komunitas data center di Indonesia berbuah hasil, dengan diterbitkannya PP 71/2019 ini. Yang diantaranya mewajibkan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) untuk menempatkan data mereka di Indonesia. Maka langkah Alibaba yang telah membuka layanan cloud data center di Indonesia sejak 2018 lantas diikuti oleh pemain global lainnya. Google Cloud membuka layanannya di tahun 2020, mengejar market Indonesia yang luar biasa besar. Kemudian NTT di 2021, Azure sudah dibangun sejak 2022. Semua ini layanan public cloud, yang penggunanya kebanyakan sektor swasta, dan pemerintah. Maka sudah sangat jelas, bila ingin masuk market data center cloud di Indonesia, maka provider harus punya lokal cloud zone di Indonesia.
Pusat Data Nasional
Pemerintah melalui Kominfo di Juni 2022 melihat pentingnya mengumpulkan penempatan data pemerintah di data center milik pemerintah saja. Selama ini perkembangan data center market di Indonesia ditopang juga dari tingginya proyek data center di lingkungan pemerintah. Dengan adanya strategi PDN, maka proyek data center harus terpusat di rencana 4 data center yang dibangun pemerintah dalam 2 tahun ke depan. Pusat Data Nasional sementara saat ini menggunakan dua provider lokal besar, Telkom dan Lintasarta. Tentunya layanan IaaS yang paling dominan akan digunakan, mengingat beragamnya aplikasi pemerintah.
Green Data Center
Salah satu inisiatif yang dicapai tahun 2022 adalah dikeluarkannya White Paper Indonesia Green Data Center. Dengan adanya white paper ini semakin mengarah kepada Standarisasi Green Data Center yang sedang dicanangkan pemerintah. Green Data Center tidak hanya harus mengubah data center yang ada saat ini untuk semakin 'green' , mengurangi carbon, tapi juga mempersiapkan data center kecil dan besar berikutnya untuk memperhatikan aspek-aspek penting penghematan energi. Data Center diketahui saat ini menyumbang emisi hingga 2% secara global. Untuk memulai green data center di lingkungan data center atau server room yang telah anda miliki, maka bisa mulai mengukur PUE atau menerapkan CFD. Ini untuk memastikan efisiensi data center anda.
Target 1000 MW