Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Transformasi Digital adalah Sebuah "Journey"

13 Agustus 2022   13:21 Diperbarui: 17 Agustus 2022   10:30 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transformasi digital(THINKSTOCKS/OLIVIER LE MOAL via kompas.com)

Semenjak awal bulan Agustus 2022 ini, kami di EventCerdas membahas tema transformasi digital. Kami mengundang para pembicara menarik dalam transformasi digital semenjak perusahaan kami ada di tahun 2005. 

Salah satunya adalah SendQuick. Perusahaan berbasis di Singapore ini telah kami kenal sejak tahun 2003, dan kami mulai membawa produknya ke Indonesia sejak 2005.

Ada hal menarik yang saya lihat dari perusahaan SendQuick, dulunya adalah Talariax Pte Ltd. Perusahaan yang berfokus memberikan solusi sms gateway di awal berdirinya, dan sekarang telah berkembang menjadi messaging company. 

Saya berkesempatan mengundang JS Wong, founder dan CEO Sendquick untuk sharing dalam kesempatan pertama dari rangkaian webinar bulan agustus. JS Wong menyampaikan tren tantangan perusahaan saat ini, terutama di masa pandemi.

tantangan perusahaan 2002 (koleksi pribadi)
tantangan perusahaan 2002 (koleksi pribadi)

Pertama, bekerja secara remote dan hybrid. Ini mulai kita rasakan sejak pandemi. Perusahaan, instansi meminta kita di rumah, tapi tetap bekerja. Itulah kita perlu teknologi, maka kita harus gunakan teknologi informasi, teknologi digital. 

Untuk beberapa jenis usaha tentu tidak bisa semuanya full bekerja secara online, atau remote, tapi sebagian besar orang bekerja diatur bergantian. Hingga sekarang, masih ada yang bekerja demikian, meskipun hampir 70% di Indonesia telah kembali bekerja di kantor. 

Namun demikian, ada saat dimana kita diminta bekerja di rumah, terutama pada saat sedang tidak enak badan, atau pada saat di kantor ada yang terdeteksi sakit covid. 

Hingga kini banyak perusahaan dan instansi memberlakukan itu. Bagaimana bila karyawannya tidak bisa menggunakan sistem, tidak bisa pakai laptop, tidak bisa mengakses via internet, tentu semua ini tidak akan bisa berjalan.

Kedua, transaksi online menjadi urat nadi dari usaha. Ini tidak bisa dipungkiri. Sebagian besar selama pandemi berusaha merubah, menyesuaikan agar semua proses input, hingga transaksinya dilakukan secara online. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun