Menarik baca berita pagi ini, cuaca udara Jakarta terburuk di dunia hari ini. Â Mungkin tidak ada yang pernah menyangka bahwa bisa terjadi seperti itu. Ternyata udara pun sangat penting untuk kita perhatikan.
Dalam salah satu pengukuran Smart City, kualitas udara menjadi standar perhitungan terkait kesehatan warga kota.
Saya jadi ingat salah satu produk dari Taiwan, yang memasang berbagai sensor kualitas udara di berbagai sudut kota. Semua untuk memastikan agar warga kota merasa aman. Pada saat kualitas udara memburuk, pemerintah kota akan menginstruksikan penggunaan masker, bahkan anjuran untuk tidak keluar rumah.
Laporan situs Air Quality Index melaporkan Jakarta masuk ke dalam kota dengan kualitas udara terburuk.
Kualitas udara DKI Jakarta berada di 188 US AQI per 10:30 WIB dengan PM 2.5 sebesar 128g/m dan dan PM 10 sebesar 22g/m. Karenanya, masyarakat direkomendasikan untuk mengenakan masker di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara yang buruk, menggunakan atau menyalakan air purifier yakni alat penyaring udara ruangan, dan sebaiknya tidak berolahraga di luar ruangan.
Apa yang bisa kita lakukan?
Pertama, memasang banyak sensor kualitas udara. Dengan adanya monitoring ini maka kita bisa memastikan titik kota mana yang perlu mendapat perhatian khusus. Umumnya ini menjadi tanggung jawab pemerintah kota , tapi ada juga penduduk yang melakukan, dan memberikan datanya kepada pemerintah.Â
Berbagai proyek IoT dapat dibuat dengan mengunakan sensor PM 2.5.
Kedua, gunakan air purifier. Ini melonjak tajam, dan sebentar lagi akam booming di Jakarta. Persis seperti kota besar lainnya. Gunakan air purifier yang hisa juga dikontrol secara remote, bahkan integrasi dengan smart home controller.