Keputusan pemerintah untuk tidak lagi merekrut tenaga honorer patut dipacungi jempol. Hal ini karena lebih banyak pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga honerer merupakan pekerjaan yang rutin dan sederhana. Mungkin kelihatan simple, tapi banyak sebenarnya pekerjaan di lingkungan pemerintah yang sifatnya adalah kegiatan yang berulang, seperti memasukan data ke dalam komputer atau sistem.Â
Sebenarnya dengan semakin terintegrasinya semua data yang ada di pemerintahan, terutama dengan kebijakan SATU DATA, maka semua data tidak harus diinput ulang kembali. Ada integrasi berdasarkan NIK yang sangat membantu sehingga semua proses pemasukan data ulang tidak perlu dilakukan lagi.Â
Maka fungsi pemrosesan juga berubah selama pandemi ini, karena sebagian besar data yang telah ada semakin diperkaya. Dengan parameter tertentu, pemrosesan lebih lanjut juga dapat dilakukan oleh robot , aplikasi yang melakukan rutinitas pekerjaan manusia. Hal ini dikenal dengan Robot Process Automation (RPA).Â
Penggunaan software RPA di lingkungan BUMN dan pemerintahan juga meningkat dari waktu ke waktu. Maka segala fungsi yang sifatnya rutin dan berinteraksi dengan komputer atau sistem, dapat digantikan oleh software RPA ini.Â
Ada banyak ragam software RPA di pasaran, tapi yang paling menarik tentu adalah kemampuan software RPA yang telah memiliki kemampuan Artificial Intelligence (AI). Dengan adanya AI, maka gambar, teks dan urutan sistem pekerjaan dapat disimpan dan dikenali dengan lebih baik.
Contoh penerapan yang umum adalah membaca dokumen yang diterima. Penerimaan dokumen sendiri sekarang telah berubah. Kita tidak harus melulu datang ke kantor pemerintahan, cukup menggunakan media website, whatsapp, hingga telegram, kita bisa mengirimkan gambar dan teks.Â
Gambar ini kemudian dipindai oleh aplikasi AI yang ada di RPA, dan otomatis semua tulisan yang ada bisa di pindai dan masuk ke dalam sistem. RPA memudahkan banyak aktifitas yang sifatnya pengumpulan data, pemasukan data, hingga klarifikasi atas data dilakukan dengan cepat.Â
Lalu, apakah RPA ini menggantikan tenaga honerer yang ada? Tidak sepenuhnya benar. Karena bisa saja tenaga honorer yang memang kerjanya menginput data ke dalam sistem dapat digantikan oleh sistem yang ada ditambah RPA.Â
Semakin banyak proses otomatisasi bisa dilakukan, maka sistem pemerintahan akan lebih efisien dan efektif. Keberadaan manusia tetap akan diperlukan untuk memeriksa hasil pekerjaan sistem, dan ini tentu bukan ranah tenaga honerer, melainkan ASN yang selama ini telah terlatih dan menggunakan sistem dengan baik.
Semoga sistem pemerintahan kita semakin baik dan efektif dengan berbagai penerapan RPA yang ada. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H