Kaget saya mendengar kalimat itu terlontar dari salah satu manager saya "bekerja itu ibadah pak .."Â
Saya tertegun, kok bisa kalimat yang selama ini saya jalani, sekarang dia menjalaninya juga. Pengalamannya sudah cukup banyak, pernah bekerja bersama di salah satu bank , dan saya merasakan, sedikit banyak saya dan dia ada kesamaan. Yaitu rajin bekerja.
Mengapa ?Â
Karena, kami sama-sama rajin datang pagi ke kantor. Saya masih ingat, bahkan selepas saya bekerja di bank dan memulai usaha sendiri pun, saya masih datang pagi-pagi, dimana hanya saya dan office boy yang membuka pintu. Saya masih bisa menyiapkan diri, dan mengambil waktu singkat berdoa, sebelum memulai bekerja.Â
Dia juga demikian, rumahnya tidak dekat, jauh dari kantor, harus berdesakan naik kereta, tapi pagi-pagi juga sudah ada di kantor, dan mungkin itu sebabnya, saya mempercayakan tim kami kepadanya.Â
Bekerja memang harus rajin, dan itu modal kedua yang saya cari dari tim kerja, selain jujur sebagai target kinerja yang pertama.Â
Maka saya merasakan, dia pun melihat pola itu ada di saya. Menganggap bekerja itu adalah ibadah adalah suatu hal yang sangat baik. Seolah menjadi suatu kesatuan, tidak terpisahkan. Dalam ibadah, kita punya waktu untuk berdoa, mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, demikian juga halnya dengan bekerja. Bekerja pun perlu campur tangan Yang Maha Kuasa.Â
Bila kita menganggap bekerja itu ibadah, maka hasilnya akan berbeda. Termasuk waktu memulai agar tim yang telah lama bisa percaya kepada leader yang baru saja masuk bergabung.Â
Suatu ketika, kami menghadapi anak buah yang sulit diatur. Saya memintanya untuk mengajak orang itu bicara. Pendekatan hart to hart , itu istilah kami, hanya diskusi dua pasang mata. Dari hasil diskusinya yang diupdate ke saya, orang ini menyarankan agar saya pun berdiskusi dengan orang ini. Saya pun memanggilnya dan berdiskusi dengannya. Banyak hal kami lakukan seperti ini. Dan hasilnya jauh lebih baik. Tim mulai percaya kepadanya dari waktu ke waktu, dan saya pun tidak harus mengurus banyak hal secara langsung.Â
Itulah yang kami lakukan waktu mulai membentuk lapisan manager yang membantu kami. Mempercayakan tim yang selama ini bergantung kepada kita selaku pemilik kepada para manager ini juga tidak mudah, tapi karena kami di lapisan para manager ini punya kesamaan visi dan menganggap bekerja adalah ibadah, semua menjadi lebih mudah.Â
Sudahkah kita melihat bekerja adalah ibadah adalah hal yang positif untuk tim dan perusahaan kita ? Mulailah masih belum terlambat.Â