Kebijakan PPKM Darurat yang kita alami saat ini, membuat apa yang tidak pernah terbayangkan oleh kita sebelumnya. Di tahun lalu sewaktu pembatasan pertama dilakukan, sebagian dari kita mulai bekerja dari rumah, dan juga bekerja secara bergantian di kantor. Istilahnya hybrid work. Ada sesuatu yang mulai muncul kebutuhannya, yaitu memindahkan kantor ke rumah.Â
Istilah ini bukan hanya karena kebutuhan mendadak, tapi kita lihat sudah mulai banyak kebutuhan ini.
Pertama, tempat yang harus dipersiapkan. Bekerja di rumah perlu persiapan tempat. Kita harus merapihkan tempat khusus untuk bisa bekerja.Â
Kebetulan bidang saya di bidang teknologi informasi, maka hanya perlu tempat yang bisa untuk membuka laptop dan bisa dilakukan di kamar. Tapi tetap saja saya harus mempersiapkan kamar khusus untuk bisa bekerja di rumah. Itu dimulai waktu maret 2020.Â
Kedua, karena banyak mengikuti meeting online, mau tidak mau, harus mempersiapkan background solid, seperti warna hijau. Anak-anak saya juga demikian, sebagian mereka ikuti online zoom, dan perlu background hijau ini.Â
Selama masa hybrid work, saya sering berkegiatan di kantor dan rumah, tapi semua tempat itu mendadak menjadi 'hijau' , baik karena latar belakang kain hijau, bahkan ada yang saya cat hijau.Â
Ketiga, perangkat. Laptop jadi hal utama, berikutnya ketersediaan bandwidth. Karena banyak acara, maka mau tidak mau perlu bandwidth besar, karena minimal pada saat bersamaan ada 3 zoom session yang aktif. Maka sekarang tidak cukup lagi 10MB, minimal 50MB hingga 100MB diperlukan kalau mau lancar.Â
Perangkat wifi router nya pun demikian, karena sebagian besar perangkat mengakses wifi maka gantilah dengan kemampuan wifi router yang bisa hingga banyak devices, minimal 25 device. Coba hitung berapa perangkat anda. Jangan lupa hitung smartphone ya, atau smart TV dan perangkat wifi lainnya.
Keempat, membawa pekerjaan ke rumah. Tergantung jenis bidang anda ya, tapi tentunya ini harus dilakukan. Pastikan anda cukup aman membawa dokumen, peralatan, perangkat apapun yang tadinya ada di kantor dan sekarang ada di rumah. Terapkan juga kehati-hatian bila itu adalah barang penting dan mahal.Â
Kelima, bertahan untuk bekerja. Kadang dalam bekerja di rumah, kita harus bertahan. Karena mungkin ada saatnya kita harus memperhatikan anggota keluarga kita yang lain, karena secara fisik ada di rumah, tapi otak dan tangannya mengerjakan pekerjaan lain. Tidak mudah memberikan pemahaman kepada anggota keluarga kita, apalagi bagi anak kita yang masih kecil.
Kita tidak tahu sampai kapan ini akan kita alami, tapi sekarang harusnya kita sudah sangat terbiasa, untuk bekerja di rumah, dan tentu saja menjadikan rumah kita sebagai kantor. Ini suatu tren yang akan terus terjadi setidaknya 2 tahun ke depan.Â