Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menopang yang Menopang

24 Mei 2021   08:44 Diperbarui: 24 Mei 2021   09:10 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi foto pribadi Fanky

Dalam jalan-jalan pagi kemarin, saya memperhatikan satu hal menarik. Batang bambu yang menopang pohon mengkudu.. Saya melihatnya dan memikirkannya.

Lalu saya mulai berpikir, sejak kapan batang bambu kecil itu menopang pohon mengkudu ini ? Saya mendapatkan jawabannya dari si pemilik kebun. Sebelumnya batang bambu itu digunakan untuk menopang pohon mengkudu kecil yang sering rubuh tertiup angin kencang. 

Lalu bambu itu digunakan untuk menopang, hingga lambat laun, sekarang bahkan batang pohon mengkudu itu telah membesar dan sekarang merangkul dengan erat bambu tua itu. 

Saya tertegun. Ada saatnya saya mengingat. Waktu kita kecil susah, kita seperti pohon mengkudu kecil itu, lemah dan tertiup angin dan mudah rubuh. Tapi ada orang-orang di sekitar kita yang menjadi 'bambu' penopang bagi kita. Sehingga kita tetap bisa bertumbuh.

Dan ada saatnya, kita menjadi pohon yang kuat. Bambu sudah tidak diperlukan lagi. Tapi dia tetap ada disana. Mungkin untuk sebagian orang, bambu penopang itu menyusahkan dan membuat tidak nyaman, tapi keberadaannya membuat kita mampu berdiri hingga saat ini. Maka tidak ada salahnya , kita pun bisa menjadi penopang, merangkul erat bambu penopang itu. Mungkin dia sudah tidak lagi muda, tidak kuat lagi, dan keropos menggerogotinya. Tapi kita yang muda, yang telah dibantunya berdiri, bisa menopang mereka.

Coba lihatlah sekeliling anda.. Anda akan menemukan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun