Tidak banyak yang tahu, tapi sebagian besar pengikut Kristus mengenal siapakah ini pemimpin handuk dan baskom yang dimaksud.Â
Dalam kisah yang dituturkan dalam Yohanes 13:5 , Tuhan Yesus membasuh kaki para muridNya dengan bermodalkan handuk (kain yang diikat di pinggangnya) dan baskom. Sungguh sesuatu yang out of the box bagi pengertian pemimpin pada jamannya, bahkan hingga sekarang.
Menjadi pemimpin, atau boss , seringkali dipahami akan dimengerti banyak orang, banyak orang mengikuti bicara dan pikirannya. Apa yang boss mau pasti akan diikuti dan dituruti. Bawahan pasti akan mengikuti perintah dari boss nya.Â
Nah ini yang berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Yesus. Dia mengajarkan pemimpin, boss itu harus rendah hati, dan bersedia melayani bawahannya, membantu bawahannya. Tetap untuk mencapai tujuan bersama, tapi dengan caraNya sendiri.Â
Dan caraNya ini berbeda dengan apa yang dunia ajarkan. Pemimpin yang melayani, itulah inti sari apa yang ditunjukkan dalam kisah pemimpin ala Yesus. Dan ini pun yang dimintaNya dari kita. Terutama yang percaya akan ajaranNya.Â
Menjadi pemimpin handuk dan baskom bukan menunjukkan kerendahan, tapi justru sebaliknya menunjukkan kemampuan seorang pemimpin untuk menunjukkan kerendahan hati. Dan terlebih lagi, pemimpin handuk dan baskom juga menunjukkan bahwa seorang pemimpin pun juga manusia biasa, yang memiliki kesamaan dengan seorang bawahannya. Dan artinya, bila ada kita yang menjadi pemimpin, boss, lebih dari orang lain, semata itu karena ada tugas dan tanggung jawab lebih yang harus diembannya, karena kemampuannya, dia dipercaya menjadi pemimpin, boss diatas orang lain.Â
Kita yang menjadi pemimpin, boss, tidak boleh sombong. Melainkan harus selalu rendah hati. Siap melayani orang lain, membantu orang lain. Seorang pemimpin handuk dan baskom tidak memikirkan kekuasaan semata, tapi sebaliknya, memikirkan orang-orang yang dilayaninya, yang dibawahnya, agar mereka juga bisa hidup lebih baik.Â
Pemimpin handuk dan baskom akan selalu ada dalam benak orang Kristen, dan menjadi pandu hidup mereka, seperti yang telah Tuhan ajarkan.
Selamat menyambut Paskah bagi yang merayakannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H