Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Menyikapi Krisis, Bangunlah UKM

8 September 2015   21:04 Diperbarui: 8 September 2015   21:09 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam beberapa bulan ini, gonjang ganjing ekonomi Indonesia dan global semakin dirasakan. Mungkin ini juga bukan yang pertama yang kami alami, tapi krisis ekonomi tahun 1998 jelas berbeda. Posisi saya masih sebagai pekerja, dan yang bisa dilakukan pada saat itu hanya bekerja sebaik mungkin, agar tidak dipecat. Karyawan yang bekerja optimal tentu berharap agar perusahaannya bisa bertahan, dan melewati masa krisis.

Pada tahun 2008, semua berbeda untuk saya. Posisi saya telah memimpin perusahaan kecil, usaha kecil yang menjadi harapan bergantung dari beberapa orang saja. Mungkin sekitar 8-10 orang kala itu. Kami berusaha sebaik mungkin, mendapatkan pekerjaan untuk bertahan hidup. Mungkin karena kami kecil, efek perlambatan ekonomi tidak terasa, selain sedikitnya PO yang masuk saat itu . 

Kami agak beruntung, karena kami memiliki pelanggan dan konsumen setia. Ini menjadi hal yang sangat penting. Usah kecil dan menengah memiliki fleksibilitas yang lebih besar. Dibandingkan perusahaan besar , kami sebagai pelaku usaha kecil dapat mengerjakan proyek yang tidak terlalu besar , mungkin bahkan sebagian besar adalah pekerjaan sub kontrak, dan yang menjadi fokus kami adalah bagaimana menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memberikan hasil yang optimal. 

Usaha kecil dan menengah sangat bergantung dari kepercayaan. Mungkin perusahaan besar bisa memberikan diskon besar, tanpa takut akan mengalami kerugian. Buat kami, diskon bukan menjadi fokus utama. Diskon akan membuat kami mengalami kerumitan , maka nilai kepercayaan yang diberikan oleh konsumen , pelanggan baru menjadi penting buat kami.

Perusahaan besar juga mungkin akan berfokus mencari pekerjaan besar, melibatkan modal besar, mungkin berlangsung cukup lama. Sedangkan kami, mencari pekerjaan kecil, tapi mungkin secara jumlah lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan besar.

Dalam perjalanan kami, tim kami telah memecah diri, menjadi beberapa perusahaan kecil lainnya, dan kami sangat senang akan hal ini. Semakin banyak UKM, mungkin akan semakin banyak persaingan , tapi kekuatan ekonomi bangsa akan semakin dibangun dan menguat. Semua ini hanya bisa terjadi, bila kita mengizinkan semua hal ini terjadi. Bukan hanya kekuatan modal asing, yang kemudian masuk membangun, tapi kekuatan kita sendirilah yang bisa membuat kita besar.

ingat, Indonesia adalah pasar yang sangat besar, dibawah China mungkin secara besar. Dan kekuatan pasar ini menjadi daya tarik tersendiri bagi bangsa lain. Kita lah yang seharusnya menjadi pilar, kekuatan ekonomi di dalam negara sendiri. Kita tidak ingin orang lain menguasai Indonesia secara ekonomi. Saatnya kita membangun Usaha Kecil Menengah Indonesia.

Semoga kita bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun