Mohon tunggu...
Waritsa Asri
Waritsa Asri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ku ingin menjadi penulis buku fiksi baik ... :-D ku ingin menyuarakan suara yang tak bisa ku keluarkan...:-D ku ingin segala tulisku terbaca....:-D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The Short Story of My Parents and Social Network

19 April 2012   02:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar 6 bulan yang lalu kedua orang tua saya menggunakan handphone dengan fasilitas lumayan untuk terkoneksi dengan social network. Awalnya saya pikir "mungkin mau reuni dengan teman-temannya", tidak ada pikiran apapun dengan keterkaitan mereka bersama social network. Malahan saya senang karena orang tua saya tidak ketinggalan jaman dan mampu memahami kecanggihan teknologi juga perubahan yang menempa modern ini.

Tapi ternyata keadaan tersebut membuat saya kini berpikir dua kali melihat tingkah laku juga pembuatan status oleh kedua orang tua saya. beberapa kali tidak saya gubris ternyata kelamaan saya sadar bahwa orang tua saya kembali menjadi anak muda yang status updatenya dikomentar oleh teman-temannya dengan jawaban "alay".

Saya jadi bingung, apa sedang puberkah? atau sedang mengalami senangnya menjadi terkenal di social network ya orang tua saya?. Repotnya saya adalah ketika tidak tahu harus menggunakan suatu barang atau petunjuk penggunaan social network, kedua orang tua saya akan menaikkan volume suaranya kepada saya ( nasib anak mesti tahu apapun ).

Bahkan sekarang ini mereka sering mengomentari status-status buatan saya, sehingga saya pikir tidak ada privasi walaupun apa saja yang dikeluarkan pada social network akhirnya menjadi kepemilikan publik. setidaknya, saya bisa sedikit curhat lega ataupun sedikit pula mengeluarkan unek-unek di social network tapi sedikit terhambat karena takut untuk dikomentari atau juga diperingati. Bagi saya tidak perlu ada parental advisor di komputer saya karena cukup orang tua saya berada di social network mereka sudah menjadi bagian tersebut. Demikian adalah cerita singkat dari orangtua saya dan jejaring sosial. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun