Mohon tunggu...
Stanislaus Renardi Krisbiyanto
Stanislaus Renardi Krisbiyanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fokus terhadap Persamaannya Bukan Perbedaannya

21 November 2024   21:47 Diperbarui: 21 November 2024   22:05 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ketegangan antarumat beragama diakibatkan karena kurangnya komunikasi. Kegiatan di ekskursi mengajak para siswa dan santri untuk bisa saling berdiskusi mengenai nilai Bhinneka Tunggal Ika. Memahami dan bertukar pikiran mengenai pentingnya peran Pancasila dalam kehidupan masyarakat majemuk.

Saya juga teringat pesan kepala pondok yang menjelaskan bahwa para santri memang dilatih agar siap menghadapi kehidupan yang sulit untuk kedepannya. Bermain dengan teman-teman santri membuat saya semakin diterima dalam lingkungan tersebut. Saya juga mengikuti seminar bersama dengan ustadz yang membahas mengenai moderasi agama.  

Dari seminar tersebut saya belajar pentingnya menghargai perbedaan dengan tidak saling menyinggung satu sama lain. Sebagai bangsa yang memiliki perbedaan yang kuat, saling berdiskusi dengan teman lintas agama menjadi solusi untuk meredakan keanekaragaman budaya. Orang-orang yang mengatasnamakan agama untuk membuat kerusuhan merupakan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

Kisah toleransi di Indonesia sesuai dengan nilai Pancasila sila ke-2. Gambar rantai menjadi sebuah penanda pentingnya bersatu. Rantai yang tidak terikat menjadi sebuah benda yang rapuh. Persatuan antarumat layaknya rantai yang terhubung menjadikan kuat.

Di antara banyak masyarakat yang ingin memecah belah persatuan Indonesia dengan mencari perbedaan. Keanekaragaman di Indonesia membuat banyak masyarakat yang fokus terhadap perbedaan. Justru perbedaan itu sudah seharusnya dicari persamaan yang dapat menyatukan. 

Saling memahami dan mengenal budaya membuat seseorang menjadi paham. Memaknai Pancasila sebagai nilai sebuah ideologi bangsa juga menjadikan keakraban. Pendidikan Pancasila untuk bisa menghormati agama yang lain dirasa harus melalui praktik secara nyata. Memahami secara teori tidaklah cukup karena pada dasarnya manusia tentu harus bersentuhan langsung secara nyata di lapangan.

Kegiatan di ekskursi juga terdapat seminar yang membahas nilai persatuan. Orang-orang yang melakukan kekerasan atas nama agama merupakan oknum. Seluruh agama pada dasarnya mengajarkan kebaikan terhadap sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun