Mohon tunggu...
Stanislaus Riyanta
Stanislaus Riyanta Mohon Tunggu... -

Wildlife Traveler

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tetesan Keringat di Bumi Kalimantan

2 Agustus 2010   09:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:22 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimantan adalah sebuah pulau yang kaya akan sumber daya alam. Bagi sebagian orang Kalimantan juga suatu citra akan hutan yang lebat, suku dayak, emas, sungai yang panjang dan lebar, serta penghasil kayu.

Tidak kalah menarik dari entitas di atas sebagi citra Kalimantan adalah perjuangan orang-orang yang datang ke Kalimantan untuk menyambung hidup mereka, sebagai penunggu warung remang-remang, buruh di perkebunan sawit, guru, dokter, pekerja tambang dan pekerja-pekerja lain yang tetesan keringat mereka ternyata menjadi andalah hidup utama bagi keluarga di kampung halaman masing-masing.

Berikut adalah beberapa kisah perjuangan para pencari nafkah yang datang ke Kalimantan.

Pak Raden (45 tahun) berasal dari Jawa Timur, namanya yang asli banyak yang tidak tahu. Sebelum ke Kalimantan tepatnya di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Pak Raden bekerja sebagai buruh tani di daerah pesisir Jawa Timur. Karena tuntutan ekonomi yang membuat Pak Raden harus mencari nafkah lebih banyak dari yang didapatkan sebagai buruh tani maka Pak Raden "mengembara" ke Kalimantan Barat.

Di Kalimantan Barat setelah melalui perjuangan berat, maka Pak Raden bisa bekerja sebagai tenaga harian lepas di perusahaan pertambangan yang masih dalam tahap eksplorasi. Sebagai seorang digger (penggali), Pak Raden bertugas untuk membuat sumur uji dan mengambil sample mineral untuk diuji di laboratoriu. Pak Raden juga bertugas untuk menutup kembali sumur uji tersebut setelah sample diambil dan mengangkut kembali sample nya ke tempat yang sudah ditentukan. Tidak jarang Pak Raden dan teman-teman penggali ada yang mengalami kecelakaan kerja seperti digigit ular, atau kejatuhan batu, walaupun standar kesalamatan kerja yang sudah diterapkan di pertambangan termasuk ketat.

Dengan pekerjaan yang penuh beresiko dan jauh dari keramaian, karena harus berpindah dari hutan satu ke hutan lainnya Pak Raden termasuk beruntung karena pendapatannya lumayan tinggi, Dalam satu bulan Pak Raden bisa mendapatkan penghasilan 4-5 juta.

Nasib Pak Raden masih cukup beruntung, di bawah naungan perusahaan, maka nasib Pak Raden lumayan terjamin termasuh dari sisi kesehatan dan kesalamatan kerja. Asal bekerja dengan rajin (karena hitungan pendapatan berdasarkan jumlah lubang dan kedalaman yang berhasil di capai), dan tidak berfoya-foya dengan minuman keras dan judi maka Pak Raden bisa mengirim wesel ke keluarga di Jawa Timur sekitar 3 juta rupiah tiap bulan.

Ayu (22 tahun) adalah gadis cantik dari daerah Jawa Tengah. Setelah lulus SMP dan tidak bisa melanjutkan sekolah, maka Ayu memutuskan ikut kakak perempuannya yang bersama sang suami menjadi peserta transmigrasi di Kalimantan Timur. Dengan modal beberapa ratus ribu, maka Ayu nekad berangkat ke Kalimantan Timur dengan naik kapal laut. Pengalaman pertama naik kapal laut tidak menyurutkan langkahnya untuk mencari uang di Kalimantan Timur.

Setelah sampai di Kalimantan Timur maka Ayu bekerja di ladang membantu kakaknya. Ladang di Kalimantan ternyata lebih susah daripada di daerah asal Ayu, walaupun sangat mudah mendapatkan lahan karena dengan uang 1 juta maka bisa diperoleh lahan 1 hektar. Panas yang menyengat dan banyaknya binatang buas tenyata menyiutkan mental Ayu, sehingga timbulah rasa malas-malasan.

Atas ajakan dari teman, maka Ayu mulai bekerja sebagai penjaga warung, yang buka 24 jam. Warung yang dijaga Ayu dan 3 temannya ini ternyata menjual minuman keras yang sulit didapatkan di Jawa dengan bebas. Entah bagaimana mereka bisa mendapatkan itu, yang jelas "toke" (juragan) mereka yang tiap 3 hari sekali mensuplai barang dan menarik uang dari penghasilan.

Ayu mulai tertarik dengan pendapatan teman-teman yang suka merayu pembeli untuk minum lebih banyak, bisa dipegang-pegang dan ........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun