Bahagia itu tak sesulit yang dibayangkan. Belum lagi dicoba, banyak orang sering mengeluh. Bahagia di hati, sejatinya tiap saat tumbuh, sejalan dengan sikap bersyukur. Hanya dua pilihan, mau atau tidak mau, bahagia atau tidak, akan merasuk jiwa sesuai pilihan.
Tak mampu pergi berbiaya mahal, memproklamirkan sebagai orang susah, bahkan lebih parahnya lagi sering menyebut diri termiskin di dunia. Padahal di sekitar kita, banyak tempat yang bisa dikunjungi, menyehatkan pikir dan fisik, misalkan taman-taman tak berbayar alias gratis.
Bahagianya anak, bahagianya orang tua. Dikisahkan, sebuah keluarga kecil dengan anak balitanya, bertutur bahagia, mengajarkan cara terbang burung mainan yang dibelinya seharga sepuluh ribu rupiah. Murahnya karena sederhana, dengan kekuatan tiga karet gelang, sedikit tenaga memutar dan sayap pun gagah mengibas. Wajah bahagia terpancar kompak, ketika burung terbang tinggi, senyum sumringah, dengan barisan gigi dan mulut terbuka terbuka lebar.
Cipta bahagia haruslah mampu dihampiri, bersyukur adalah pemicunya. Tak perlu risau berpikir ulang, bila kita mau, pastinya kebahagian hadir tercipta, kapan dan dimana pun. Salam Bahagia!
Bandung, 28 Feb 2016
Catatan : Ilustrasi Foto milik pribadi, Taman Tepian Cikapayang Bandung, Minggu (28/2/16).
Johanes Krisnomo
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H