Rutinitas kegiatan perjalanan dari rumah Cimahi ke Padalarang tempat bekerja, merekam jejak permenungan. Pagi yang tergesa-gesa, inginnya gerak cepat, beli koran dan baca sepintas di angkutan kota, merupakan sarapan wajib kedua sebelum memasuki waktu panjang seharian beraktifitas.
Jumpa orang-orang yang sama, pedagang nasi kuning yang sama, dan tukang koran yang sama pula di sebuah tikungan jalan. Rutenya, naik ojeg sampai alun-alun Kota Cimahi, lanjut angkutan kota. Beberapa tukang koran memang membuka lapak dagangannya di sudut-sudut jalan, dan ada niatan berpindah haluan ke bapak penjual koran yang sudah ditandai. Niatnya ingin berbagi rejeki, supaya dagangan koran Si Bapak juga laris-manis seperti tukang koran langganan.
Dikisahkan ada tahap pencarian jati diri, memilih dan memilah, ingin berpindah langganan. Namun, ditemui beberapa kali saat ingin membeli koran Si Bapak bertanda, ternyata libur tak jualan. Keterlanjuran sudah terlampau, tidak beli koran langganan, dan tidak pula mendapatkannya dari yang lain, karena waktu tak lagi berkompromi.
Seringnya kejadian, gagal beli koran, menyiratkan pesan tersirat bahwa tidak adanya kepastian mempengaruhi pola simpulan. Tak jadi beralih ke bapak penjual koran bertanda dikarenakan tidak adanya kepastian atau tidak konsisten.
Konsistensi dalam bersikap dan bertindak itu penting, agar orang lain mudah menilai diri kita. Oleh karena itu, bersiaplah menerima kehadiran rencana-rencana hebat yang akan mendatangi kita, bila kita mampu konsisten, menoreh perilaku yang bernilai positif. (jk)
Cimahi, 24 Jan 2016
Keterangan : Foto Ilustrasi Penjual Koran di Sekitar Alun-alun Kota Cimahi, 24 jan 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H