Cepot datang segala hutang dan problematis hilang, berbaur bersama keceriaan dan kegembiraan. Sikap kaku dan keras di zaman kekinian, kerap menjadi alat penyangga harga diri yang angkuh, membalut keramahtamahan bersosialisasi. Sakit badan ada obatnya, sakit rasa dan hati perlu mengundang kawan, di antaranya Mang Cepot.
Adalah Cepot, tokoh humoris, tegas dan berani, salah satu lakon dari pertunjukan boneka kayu atau wayang golek, seni tradisional sunda. Kehadirannya sangat ditunggu-tunggu dalam satu episode kisah, melepas tuntas kekisruhan hati, merubahnya jadi ketawa-ketiwi lepas.
Tekanan aktifitas yang bersentuhan dengan orang lain di dunia kerja, dan lain-lain perlu diwaspadai. Selain penyakit jasmani, bukan tidak mungkin penyakit rohani-pun menyusul dan menggerogoti kehidupan.
Bijak berkiprah, seandainya kita mampu berperan sebagai duta ceria, pembawa angin segar penuh canda, humoris, tegas dan berani seperti Cepot.
Mulai terarah merubah sikap, tidak terlalu kaku, berpikir santai meski terlibat dalam kegiatan serius. Mengambil inspirasi dari Mang Cepot yang memang diperlukan saat kekinian.
Cimahi, 28 Des 2015
Catatan : Ilustrasi Foto dok milik pribadi, lokasi Floating Market Lembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H