Banyak hewan bernasib sial, contohnya monyet, anjing dan lain-lain. Nama-nama mereka sering digunakan sebagai pelampiasan marah terhadap orang lain yang dikategorikan sebagai musuhnya.
Berbeda dengan macan, gajah, bebek, ayam, burung hantu dan kucing, yang bersih namanya, tanpa pernah disebut ketika dua kubu saling bertengkar. Terbukti, belum pernah terdengar, seseorang mengatakan “Gajah Loe, Kucing Loe, Ayam Loe!” kepada lawannya.
Patung Kayu Gajah. Foto Pribadi J.Krisnomo
Patung Kayu Ayam. Foto Pribadi J.Krisnomo
Berbahan kayu yang mudah dipotong dan dibentuk, tersebutlah aneka patung binatang yang bebas dari sebutan sumpah serapah, berjajar untuk ditawarkan.
Patung Kayu Ayam. Foto Pribadi J.Krisnomo
Patung Kayu Burung Hantu. Foto Pribadi J.Krisnomo 28/01/1728/01/17
Patung Kayu Kucing. Foto pribadi J.Krisnomo 28/01/17
Cerdas bagi pematung kayu yang membuatnya, terkonsep dan secara psikologis disukai, seperti macan, gajah, bebek, ayam, burung hantu dan kucing. Kebutuhan konsumen memang menjadi prioritas, dan nyatalah bahwa patung binatang-binatang yang dibuatnya sesuai dengan keinginan pembeli. (/stalgijk)
Bandung, 02 Feb 2017
Pedagang Patung Kayu. Foto Pribadi J,Krisnomo 28/01/17o
Terimakasih.
Johanes Krisnomo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya