Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Baca Koran, Sulitnya Ketika Harus Beralih

24 Juli 2020   17:48 Diperbarui: 24 Juli 2020   17:42 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa karena biasa. Ritual membaca telah berubah, dari lembaran koran ke monitor gadget dan komputer. Lambat tapi pasti, banyak pelanggan telah beralih transaksi dari Pak Loper Koran.

Praktisnya membaca koran, sambil ngopi-ngopi pagi di teras rumah, asyik membuka lebar lembaran kiri dan kanannya. Selain itu, seruput kopi memeriahkan sensasi dan memanjakan mata, sambil merangkai pesan tersurat.

Tak harus melompat sana-sini, bila ingin menggeser sudut pandang, dan menyimak foto-foto. Arahkan saja mata memandang, atau  balikkan lembar berikutnya.

Maunya sich bertahan, nyatanya sulit. Beberapa kawan berkisah bahwa ada perasaan iba, ketika harus menghentikan ritual dikunjungi Pak Loper Koran.

Sang Suami, masih suka menikmati sensasi bunyi kresek-kreseknya, saat membolak-balik koran, selain menyantap ulasannya. Sementara, Sang Istri lebih suka menyimak info-info dari gadgetnya.

Beberapa waktu telah berlalu, biaya cetak dan lain-lainnya semakin mahal, hingga jumlah lembarnya pun semakin menipis. Apa daya, kenyataan tak lagi bersahabat, melihat televisi rupanya jauh lebih mudah dan menarik. Sang Suami akhirnya menerima kenyataan bahwa tak berlangganan koran pun tak mengapa.

Terlebih lagi, daya upaya Pak Loper Koran tak seindah mentari, yang selalu konsisten memberi sinar sesuai waktu. Lebih sering libur, entah lelah atau ada masalah lain. Berkurangnya pelanggan menyurutkan semangatnya, meski tak harus mengeluarkan biaya bahan-bakar, karena sepeda onthelnya hanya mengandalkan tenaga kayuh.

Bahkan ketika tiba saatnya, Sang Istri hendak menyudahi berlangganan koran, dengan seijin suami, terbayang sudah kekecewaan di bola mata Pak Loper Koran.

Pengobat luka hati ketika diputuskan, Sang Istri memberi pesangon, 5x keuntungan yang biasa didapatkan dari satu pelanggannya, dengan ungkapan duka empati yang mendalam.

Ada lagi, alasan lain mengapa pelanggan koran memutuskan berhenti. Di rumahnya, kisahnya kawan, sudah ada televisi layar datar dan lebar, istilahnya TV pintar, karena bisa internetan. Berita cepat dan bertubi-tubi, berhamburan memenuhi benaknya, kapan pun diperlukan. 

Dua panca indra, mata dan telinga, terlibat dalam proses menikmati tayangan televisi, dan sensasinya pasti berbeda ketika membaca koran yang cukup memerlukan mata saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun