Jelas sudah, perubahan iklim akibat efek gas rumah kaca, menyebabkan air di bumi yang menguap ke udara jauh lebih banyak dan cepat karena bumi makin panas. Panasnya bumi tertahan oleh lapisan gas rumah kaca. Plus kurangnya serapan air ke tanah akibat jauh berkurangnya lahan terbuka hijau.
Cuci Tangan Pakai Sabun, tetaplah bisa dilakukan, gunakan air mengalir yang tak terlalu deras, buang kotoran yang melekat dan pakailah sabun, setelahnya baru dibilas ke bagian tangan secara keseluruhan.
Makan secukupnya, jangan ada yang tersisa. Bila ada pun, bagian yang tak bisa dimakan, disisihkan secara manual, kemudian barulah dibilas dan dicuci dengan air secukupnya.
Hemat air lainnya, air bekas mencuci sayur di tampung dan digunakan  untuk menyiram tanaman, dan lakukan penyiraman di pagi hari agar tak diperlukan air lebih banyak. Siang hari, karena tanah bersuhu panas, sebagian air akan menguap dan tak tinggal pada tanah.
Cuci mobil, atau kendaraan bisa dilakukan dengan air di ember, gunakan gayung agar tidak terlalu banyak air terbuang. Bila sangat diperlukan, karena terlalu kotor, sekali-kali bisa pakai keran penyemprot.
Mandi pakai pancuran, jangan pakai gayung. Pancuran sederhana, bisa dibuat dengan cara mengalirkan air pada kaleng bekas yang dilubangi. Basahi badan, oleskan sabun secukupnya dan merata, barulah bilas air sesukupnya.
Mulailah dengan mengamati di sekeliling rumah, apakah ada tanah terbuka yang tersisa. Yakinkan, bahwa kita pun punya andil dalam menyimpan atau menabung air lewat pori-pori tanah, agar ketersediaan air di bumi mencukupi.
Seremeh apa pun yang dapat kita lakukan untuk berhemat air, bila kesadaran makin merajalela, bumi akan terselamatkan dari kekurangan air.
Berkecukupan air, ingatlah bumi ini bukan untuk kita saja yang hidup sekarang, tapi anak cucu kelak akan berterimakasih atas warisan berharga yang sengaja dijaga dan disiapkan, oleh kita-kita.
Selamat Hari Air Sedunia ke -- 18, Tahun 2020, mari dukung konservasi air dengan cara mengurangi penggunaan air dan air keran yang berlebihan.