Info penting, seperti dikatakan oleh Prof. Upik Kesumawati, Kepala Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP) Institut Pertaninan Bogor (IPB) dalam suatu kesempatan di Jakarta (20/02/19), bahwa  nyamuk sangat suka aroma karbon dioksida dari tubuh manusia.
Dapatlah dipahami, bila ternyata baju-baju bekas pakai sangat disukai nyamuk DBD karena ada sisa karbon dioksida yang melekat pada bau tubuh.
Dua ahli entomologi di University of California, Riverside telah melakukan eksperimen untuk mempelajari bagaimana nyamuk Aedes aegypti betina menyebarkan demam berdarah ketika merespons karbon dioksida dan bau manusia.
Penangkap sinyal karbon dioksida pada nyamuk memungkinkannya untuk merespon dengan cepat meskipun jumlah gas karbon dioksida hanya sedikit.
Agar terhindar dari gigitan nyamuk DBD, jelaslah sudah untuk selalu menjaga kebersihan tubuh, yang salah satunya adalah mandi. Lelahnya kerja, tetaplah selalu untuk mandi atau paling tidak membasuh sekujur badan dan ganti baju bersih supaya tak ada banyak tersisa karbon dioksida.
Hindari kebiasaan menggantung baju bekas pakai, dan menyimpan barang-barang yang sudah tak digunakan. Lakukan penggantian serta pembersihan air tergenang di dalam rumah yang berasal dari vas bunga, genangan air pada wadah dispenser air minum, sisa-sia minum hewan peliharaan, Â kolam ikan, akuarium dan lain-lain.
Selain kebersihan tubuh, pastikan nyamuk DBD tak lagi mau tinggal di rumah dengan cara menyimpan hanya barang-barang yang diperlukan saja, mengatur sistim pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik.
Buatlah penyegar suasana hati, dengan tanaman pengusir nyamuk, seperti bunga lavender, daun peppermint, serai wangi,dan bunga geranium (tapak dara), yang dapat ditanam di pot atau halaman rumah.
Tanaman lidah mertua (Sansevieria trifasciata), tanaman anti polusi yang telah terbukti mampu menyerap gas-gas berbahaya, di antaranya gas karbon dioksida yang terdapat di dalam ruangan.