Gue banget! Beda nuansa bila kawan menyebut nama kita di awal jumpa. Ada kedekatan psikis, merasa di hargai, dan hangat. Tak beda di media online, Kompasiana, yang merupakan blog keroyokan para penulis, biasanya saling memberi komen. Menyebut nama, akan berasa lebih sebagai bentuk penghargaan terhadap karya tulis yang ditayangkan.
Bermacam sikap, menyimak laku-polah para penulis Kompasiana atau biasa disebut Kompasianer, ada yang rajin membaca tulisan kawan, ada pula yang enggan memberi komen karena berbagai alasan.
Begitu banyaknya penulis, dengan kehadirannya yang bertubi-tubi, tak menyisakan ruang untuk mengingat nama-nama. Kompasianer yang sering muncul, kemungkinan akan mudah diingat, dan yang tampil sekali-kali biasanya terlupakan.
Membangun pertemanan di Kompasiana, agaknya sulit terlaksana bila kita jarang menghasilkan karya. Menulis tak henti-henti, boleh istirahat tapi jangan keterusan, dan bersikap rendah hati. Artinya, tulisan yang kita buat perlu komen dari kawan-kawan lainnya, dan siap dikoreksi. Mengundang kawan hadir, dan memberi komen agak sulit bila kita pun malas berbagi komen di tulisannya.
Menyimpan emosi diri, dapat dilakukan dengan cara menyimak, membaca dan berbagi komen di tulisan kawan-kawan. Sama seperti kita yang senang dikunjungi, begitu pula sebaliknya. Ungkapan terimakasihnya, dilakukan dengan cara berkunjung balik dan berbagi komen serta memberi semangat. Jadi, selain membaca kita pun harus siap-siap dengan tulisan diri untuk menerima kunjungan balik.
Menulis di Kompasiana, atau di mana pun, telah terbukti menyehatkan jiwa, yang berimbas pada kesehatan jasmani. Mencari bahan tulisan, bisa berkunjung ke suatu tempat, berbincang-bincang bersama nara sumber, dan berselancar di dunia maya dengan kegiatan membaca, telah nyata memberi pencerahan.
Bukalah laman Kompasiana, sebegitu banyaknya tulisan berseliweran, hilir-mudik silih berganti. Selain judul, kita pun lebih condong memilih para penulis yang sudah dikenal akrab.
Penulis yang rendah-hati, adalah penulis yang sering membaca tulisan-tulisan kawan yang mungkin saja tak sebaik tulisan yang kita  buat. Siap berkomentar dan berbagi semangat atas tulisan yang ditayangkan.
Sedangkan penulis yang rendah diri, biasanya tak berani atau enggan berkunjung dan memberi komen pada tulisan-tulisan hebat, yang sudah dikenal namanya.
Sambil mengasah ingatan, jangan sampai pikun, selain sehat selalu dengan aktif menulis, diperlukan juga mengingat nama-nama penulis lainnya.