Sulit-sulit gampang sich menjadi penulis. Berat banget, bahkan perlu bertahun-tahun untuk menayangkan tulisan perdananya. Banyak teori dan angan-angan, dan ingin langsung hebat menjadi penghambat.
Kompasiana, merupakan blog pewarta warga milik Kompas, lengkap dengan berbagai fitur yang memungkinkan para penulis menuangkan berbagai jenis tulisan, yang mengusung semangat berbagi dan saling terhubung. Jenjang kepangkatan pun telah tersedia, plus rewards, yang memberi status pangkat dan sekadar uang lelah.
Pangkat merupakan tingkatan dari pencapaian poin yang didapatkan para penulis, dan menjadi bagian dari reward yang masih dikembangkan Kompasiana.
Pangkat dan persyaratan poin dibagi dalam 7 tingkatan : Debutan (100-500 poin); Junior (501-1500 poin); Taruna (1501-10000 poin); Penjelajah (10001-50000 poin); Fanatik (50001-100000 poin); Senior (100001-250000 poin); Maestro (250001-1000000 poin).
Pangkat akun dapat dikumpulkan berdasarkan aktifitas di Kompasiana : Mendapatkan komentar: 1 poin; Mendapatkan nilai: 1 poin; Posting artikel: 5 poin; Registrasi awal: 50 poin; Verifikasi hijau: 50 poin, Verifikasi biru: 100 poin; Artikel masuk daftar pilihan: 5 poin; Artikel masuk daftar headline: 10 poin.
Sedangkan rewards bulanan K-Rewards, yang merupakan program monetisasi artikel, dengan cara menghitung jumlah pembaca, didapatkan pada periode program bulan berjalan yang dikonversikan menjadi rupiah.
Sepakati secara pribadi, menulis tiap hari atau dua hari sekali, asalkan konsisten dan total jumlah pembaca tulisan minimal yang dipersyaratkan (3000 pembaca). Sebaiknya dilebihkan, karena hitungan digital monetisasi K-Rewards tak selalu sama dengan hitungan Kompasianer.
Jangan lihat nominal uangnya K-Rewards, anggaplah sebagai ujian bulanan dari Kompasiana. Capaian yang memuaskan, paling tidak untuk diri sendiri, berturut-turut tanpa jeda 12x, September 2018 hingga Agustus 2019, telah sukses meraih K-Rewards.
Pembelajaran sukses K-Rewards adalah selalu berusaha untuk lulus ujian tiap bulannya, dan tak sempat lagi membuang waktu. Bayangkan, bila tak ada rewards, mungkin gagal fokus mencapai sasaran karena hambatan dari dalam dan luar diri.
Namun, tiap penulis berbeda-beda bagaimana menyemangati dirinya, tak melulu harus melalui K-Rewards, karena motivasinya tak sama.