Lelahnya raga tampak di carut-marutnya wajah, ketika beban kerja masih tersisa. Bahagiakan diri, bersama orang-orang tercinta menjadi solusi.
Termasuk di antaranya, wajah-wajah polos anak-anak yang belum sempat diurus ibunya karena sibuk menyiapkan makan sore buat suami.
Senyapnya pikiran anak, polos berekspresi apa adanya menjadi penghibur, ketika lelah masih tersisa. Sambutlah anak-anak yang tengah menanti ayahnya, meski mereka belum mandi. Bahkan, wajahnya yang tercoreng kosmetik karena tak tau apa yang dilakukannya.
Saat emas, yang diingat anak-anak ketika dewasa kelak, mempunyai ayah yang baik dan perhatian. Tak layak dilewatkan, karena sikap acuh dari ayah yang kelelahan, akan diingat dan menjadi trauma kekecewaan.
Kehadiran ayah sepulang kerja, merupakan saat termanis di sanubari anak-anak yang menanti. Begitu pula, ayah pun seharusnya memanfaatkan peristiwa indah, berjumpa buah hatinya dengan sepenuh hati.
Sepenggal kisah biasa, yang terkadang terlewati karena rutinitas, mungkin sempat mengecewakan anak karena tak sempat disapa ayahnya.
Menjadi ayah adalah harapan yang terencana, dan anak adalah permata hati yang harus dirawat dan diperhatikan sepenuh hati bersama isteri  tercinta, demi masa depan yang bahagia.
Bandung, 06 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H