Berawal dari sikap. Tugasnya semula bersih-bersih ruangan kerja. Statusnya karyawan alih-daya, khusus kebersihan ruangan kantor. Gara-gara tabungan emosinya cukup gemuk, statusnya kini telah berubah jadi karyawan tetap, tak lagi alih-daya, dengan tugas-tugas yang lebih menjanjikan.
Waktu itu, beberapa tahun lalu, Si-A sebut saja, dikenal sebagai pekerja alih-daya yang rajin, murah senyum, dan enak diajak ngobrol. Meski suatu waktu pernah mengeluhkan gaji-nya yang tak seberapa, setelah dipotong sana-sini oleh perusahaannya. Tapi itu bukan keluhan yang menyebabkan Si-A malas kerja. Mungkin sekadar curhatan ringan.
Si-A bekerja total hati, jujur menjadi nilai utamanya, setelah terbukti tak pernah ada barang hilang, selama dia bekerja. Bahkan, beberapa lembar uang seratus ribuan yang pernah tercecer di lantai, diinfokan kepada kami-kami di ruangan kerja yang berpenghuni tujuh.
Ramahnya wajar, tak pernah kurang sopan. Dia sering menawarkan diri apakah ada pekerjaan yang bisa dibantu, selepas tugas-tugas membersihkan lantai dan kaca jendela.
Bahagianya Si-A, tawaran pindah dari perusahaan alih-daya ke perusahaan pemakai jasa, tempatnya bertugas, diterima dengan syukur dan sumringah.
Tabungan Emosi semirip Si-A, berlaku pula di situasi lain dengan jenjang yang berbeda, tetapi sama prosesnya. Bekerja sebaik mungkin, jujur dan pandai berkomunikasi menjadikan tabungan emosi semakin gemuk, dan peluang karir akan terbuka lebar.
Bandung, 17 Juli 2019 Â Â /Ket : alih-daya (outsourcing)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H