Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puzzle, Membuang Egois demi Kepuasan Konsumen

11 Mei 2019   00:17 Diperbarui: 11 Mei 2019   10:20 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merasa paling penting! Cikal bakal-nya gagal paham, yang berdampak pada kegagalan. Ketika dilaporkan ada benda asing di dalam produk makanan, gemparlah se-isi pabrik. Pasalnya, keluhan konsumen menjadi serius, apalagi setelah adanya liputan di surat kabar.

Terciptanya produk akhir siap konsumsi, melibatkan beberapa bagian terkait. Dimulai dari bagian penerimaan, bagian proses, bagian kemasan akhir dan QC -- Quality Control lab penguji.

Bahan  baku yang baru datang harus diperiksa oleh bagian QC dan bagian penerimaan. Setelah lulus uji, dilanjutkan ke proses pemasakan, bila oke, lanjut ke pengemasan akhir. Pemastian bahwa produk siap dan layak konsumsi, masih harus melewati tahap akhir QC lab penguji.

Ketatnya tahap-tahap proses produksi, menyisakan sikap egois per bagian, merasa paling hebat tanpa cacat. Pada kenyataannya, produk akhir lolos tercemar benda asing di dalam kemasannya.

Ilustrasi masalah, yang pernah terjadi di sebuah pabrik makanan, menyiratkan betapa kurangnya sinergi antar bagian. Selayak puzzle yang seharusnya terdiri dari potongan-potongan siap gabung dengan bagian lainnya, menjadi bentuk kesatuannya yang kompak.

Ilustrasi Puzzle Siap Bersatu. Sumber : https://www.pexels.com
Ilustrasi Puzzle Siap Bersatu. Sumber : https://www.pexels.com
Konsumen, dalam hal ini ibarat penerima puzzle lengkap, tak mau kehilangan satu pun potongan puzzle nya. Kesadaran akan pentingnya menjadi bagian lengkap sebuah puzzle haruslah ditanamkan di masing-masing bagian. Tak ada yang merasa paling penting, dan semua mengarah pada tujuan yang sama, memberikan yang terbaik untuk konsumen atau pembeli.

Kesatuan sikap, merasa satu bagian dari puzzle besar, menghasilkan sinergi bersama, dalam sebuah tataran saling percaya, dan saling koreksi antar bagian dengan sikap rendah hati, menjadi keutamaan untuk menyelesaikan solusi bersama.

Kiranya di masa berikutnya, berbekal pemahaman prinsip kesatuan puzzle, yang harus saling melengkapi, harapannya tak ada lagi keluhan - keluhan konsumen. 

Semua bisa terjadi bila penerapan tahap-tahap pekerjaannya telah dilakukan sesuai dengan tata-cara dan pengawasan yang lebih baik, terarah dan kompak.

Bandung, 11 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun