Beda suasana berbeda juga hasilnya. Semisal di bangku taman, sepoi-sepoi angin, bersama segarnya aroma pepohonan. Lain hal bila di ruang, bergeming terkadang membuat buntu kreatifitas. Sekali-kali bolehlah, berkunjung ke tempat lain, di mana ada bangku taman, duduk dan mengolah ide-ide menulis yang datang tanpa diundang.
Nyaris tak ada gangguan, ketika sudut pandang menyimak ramah pepohonan, bunga-bunga dan desiran angin. Udara beroksigen, hasil karya pepohonan ikut menyemarakkan hati, menangkap ramah ide-ide apa pun dan mengolahnya menjadi sebuah tulisan.
Ketika mata mengarah pada pepohonan yang rindang, teduh dan berumur, ternyata otak menyibak. Pastilah pohon itu telah melampaui durasi waktu bertahun-tahun dan telah mengalahkan halangan cuaca dan lain-lain hingga tampil gagah perkasa.
Idenya, bertahan dan tangguh bila ingin sukses, seperti pepohonan. Terpicu beberapa pengalaman diri, betapa pendidikan telah membuka pola pikir hingga bisa dikatakan sukses, setidaknya untuk ukuran pribadi.
Pilihan ide pohon membebaskan diri dari cara berpikir sempit, tak harus menulis tentang kisah daya juang hidup.